22 August 2015

Demonic (2015)



Meski sudah mulai merambah ke action, namun nama James Wan masih dan masih sangat lekat dengan genre horror yang membesarkan namanya. Dan dengan provokatifnya, Demonic mempromosikan dirinya dengan kalimat 'James Wan presents...', berharap ada yang berhenti sebentar, melirik, dan menontonnya. Padahal di sini, Wan hanya duduk nikmat di kursi produser. Tetapi bakal jelas akan ada perbedaan besar di horor ini jika Wan tidak ada di kursi nikmatnya itu.

Detektif Mark Lewis (Frank Grillo) tiba-tiba mendapat panggilan. Seseorang melapor karena mendengar suara berisik yang datang dari sebuah rumah kosong di La Forte, Louisiana. Rumah itu adalah rumah di mana 20 tahun lalu terjadi pembunuhan dengan korban tewas lima orang. Seorang perempuan bernama Martha Livingston diyakini telah membunuh keempat temannya, kemudian dia mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Setelah masuk rumah, Lewis mendapati tiga pemuda tewas dan satu selamat.

Interogasi pun dimulai terhadap John, pemuda yang selamat tersebut. John mengaku, dia dan keempat temannya sengaja datang ke rumah tersebut guna merekam penampakan hantu untuk dibuat film. Sesuatu terjadi saat mereka melakukannya. Dan keanehan-keanehan lain juga terus berdatangan hingga misteri tentang apa yang terjadi 20 tahun lalu akhirnya terungkap meski masih menimbulkan pertanyaan.

Fool young
Seperti yang saya tulis di paragraf pertama review ini, horor ini bakal amburadul jika tidak ada Wan di sini. Kenapa, karena horor ini saya pikir Wan banget. Meski tidak 100 %, tetapi penikmat horor pasti tahu dan paham gaya Wan. Lihat saja jumping scare nya yang perlahan-lahan dan lebih mengena itu. Alurnya yang non linier dengan mengulang masa waktu (flash back), juga mengingatkan gaya Wan di Insidious 1 dan 2.

Kemudian, apa yang sudah dilakukan Will Canon sebagai sutradara. Mungkin adanya found footage di sini adalah salah satu cara Canon untuk bisa berkreasi sendiri. Mockumentary scene di sini lebih kurang bisa membawa sesuatu yang berbeda dan lebih mewarnai Demonic.

Hanya ada dua nama besar di sini, Frank Grillo dan Maria Bello. Well, nama besar mereka cukup lah untuk mengangkat Demonic sama dengan level nama besar mereka. Keduanya cukup baik membawakan peran. Anak-anak muda pemburu hantu itu juga cukup baik dalam membawakan peran mereka. Performance semua aktor/aktris di sini sudah sesuai dengan kapasitas horor ini.

Hang up
Tema rumah hantu dengan anak-anak muda bodoh yang ingin membuat kerusuhan di dalamnya memang bukanlah tema baru. Tema ini berpotensial menghasilkan sesuatu yang seram. Tetapi Demonic belum bisa mencapai ke arah situ. Demonic saya pikir terlalu banyak memasukkan unsur thriller di dalamnya. Adanya twist di ending memang patut diapresiasi meski twistnya sendiri patut dipertanyakan. Canon nampkanya pede dengan adanya twist itu dan mengira Demonic akan sepopuler Insidious. Lihat saja, twistnya berpotensi menjadikan Demonic ke arah sekuel. Apakah iya?

Demonic, horor yang kurang seram tapi masih pantas untuk dinikmati.

No comments:

Post a Comment