19 January 2017

Kubo and the Two Strings (2016)

Be bold. Be brave. Be epic

Laika adalah salah satu studio animasi yang belum banyak menelurkan karyanya. Karya pertama adalah Coraline yang rilis pada 2009. Memang pada 2005 Laika membuat The Corpse Bride, tetapi itu bukanlah karya murninya. Bila dibanding dengan Pixar atau Dreamworks, atau bahkan Blue Sky Studios, Laika jelas kalah tua dan kalah kuantitas. Dari segi usia, Laika bisa disejajarkan dengan Illumination Entertainment yang merilis film pertamanya pada 2010.

Relatif masih baru saya pikir bukan alasan Laika pelit merilis karyanya. Tetapi kualitas saya pikir adalah yang diutamakan. Satu alasan lagi adalah teknik stop motion yang selalu Laika gunakan untuk karyanya. Bila ada kekhususan dalam menilai karya animasi, maka saya pikir Laika adalah Studio Ghibli nya animasi Amerika.

Kubo (Art Parkinson) dibawa oleh ibunya, Sariatu (Charlize Theron), di dalam sebuah perahu kecil melewati gelombang ombak besar. Mereka akhirnya selamat dan menetap di sebuah pulau. Karena suatu keadaan, Kubo lah yang merawat ibunya. Kubo mencari nafkah dengan kemampuannya memainkan samsien (alat musik petik Jepang) yang bisa menggerakkan dan membentuk kertas menjadi sesuatu yang diinginkan.

3 senjata menghadapi Raja Bulan

Melanggar jam malam yang diterapkan ibunya, membuat Kubo bertemu dengan bibi-bibinya (Rooney Mara) yang jahat. Petualangan selanjutnya melibatkan Monkey (Charlize Theron), seekor monyet salju Jepang dan Beetle (Matthew McConaughey), seekor kumbang yang lupa ingatan. Dua pengawal ini berusaha melindungi Kubo dan mengalahkan The Moon King (Ralph Fiennes).

Secara visual, tak ada yang diragukan dari karya Laika. Visualisasi Kubo terlihat menonjol tetapi halus dan luwes. Setting Jepang zaman kuno yang ditampilkan pun berjalan dinamis dengan masing-masing karakter di dalamnya. Tetapi secara narasi, ceritanya terbilang standar, mudah dicerna, dan gampang diterka. Memang ada sedikit kejutan di akhir cerita, namun itu tak membuat keseluruhan ceritanya menjadi menggigit.

Father - Son - Mother

Kubo tetap ditampilkan cenderung gelap seperti ciri khas Laika menggelapkan setiap karyanya. Namun itu tak membuat kecerahan di dalamnya menjadi pudar. Cenderung gelap itu justru membuat suasana menjadi hangat. Sehangat interaksi tiga karakter utama di dalamnya. Sepadu sulihan suara artis kelas A yang mengisi masing-masing karakternya.  

Kubo and The Two Strings, sajian berkualitas dari Laika yang tingkatannya masih di bawah Coraline, namun setingkat lebih atas dari Paranorman dan The Boxtrolls. Ada cinta, persahabatan, dan keluarga di dalamnya.

No comments:

Post a Comment