06 August 2015

Child 44 (2015)

How do you find a killer who doesn't exist?

Nama Tom Hardy mulai merasuk menjadi jaminan kualitas sebuah film. Pengharapan akan dirinya terhadap sebuah film yang dibintanginya otomatis menanjak. Hal itu berbanding lurus dengan pengharapan saya terhadap Child 44, secara saya sudah  menikmati peran tak mengecewakan dari Hardy dalam Inception, Warrior, Lawless, The Dark Knight Rises, Locke, The Drop, dan yang terakhir Mad Max: Fury Road, yang absolutely menjadi salah satu film terbaik pilihan saya untuk tahun ini.

Holomodor atau bencana kelaparan luar biasa di Ukraina pada tahun 1930 an membuat lebih dari 2,5 juta orang tewas. Banyak anak kecil terlantar dan harus hidup menderita di panti asuhan. Adalah seorang anak kecil yang meninggalkan panti asuhannya lalu ditemukan seorang tentara Soviet dan diberi nama Leo Demidov (Tom Hardy).

Leo kini telah menjadi perwira dan berdinas sebagai agen Ministerstvo Gosudarstvennoy Bezopasnosti (MGB) atau Kementerian Pertahanan Uni Soviet di masa pemerintahan Joseph Stalin. Secara rutin, MGB mencari orang-orang yang berkhianat, yang telah membocorkan rahasia Soviet kepada barat. Tertangkaplah Anatoly Tarasovich Brodsky (Jason Clarke). Brodsky bernyanyi dan menyebut bahwa Raisa Demidov (Noomi Rapace), istri Leo, juga adalah seorang pengkhianat. 

Foto ini yang membuat Leo jadi terkenal

Namun Leo menyangkalnya sehingga ia dan istrinya diasingkan ke Volsk, sebuah kota industri kecil yang ndeso dan suram. Volsk dipimpin oleh Jenderal Mikhail Nesterov (Gary Oldman). Di sana Leo menemukan jika ada seorang anak kecil terbunuh. Kasus terbunuhnya anak itu mengingatkannya akan kasus serupa di Moskow. Dengan segala kesulitan di sebuah negara komunis, Leo berusaha mencari pelaku pembunuhan berantai tersebut.

Child 44 mempunyai modal yang bagus untuk menjadi best seller seperti novelnya dengan judul yang sama. Child 44 karangan Tom Rob Smith memang menjadi best seller di tahun 2008. Sayangnya pengharapan itu menjadi melempem dengan ketidakpiawaian Daniel Espinosa yang menelan mentah-mentah script milik Richard Price. Awal film memang nampak meyakinkan dengan background Holomodor. Tetapi background itu seakan menjadi tempelan saja, padahal jika digali lebih dalam, Holomodor akan menjadi cantolan kuat untuk perjalanan scene selanjutnya.

Saya pikir film berbujet USD 50 juta ini kurang fokus. Saya tahu Child 44 adalah sebuah thriller. Tetapi thriller ini mengambil lokasi di sebuah negara yang terselubung tirai (komunis). Mau tak mau Espinosa harus menebalkan segala sesuatunya termasuk intrik dan kesulitan yang ada. Tetapi Espinosa membuatnya sangat tipis, setipis martabak biasa yang hanya menggunakan dua biji telur. Alurnya pun jadinya lebih mudah diterka ke mana arahnya. Bahkan Child 44 cukup membosankan dengan kelambatan tone nya yang mengiringi kesuraman scriptnya.

Setting dan aktingnya ciamik

Yang saya bisa nikmati dari Child 44 adalah setting, akting aktor/aktrisnya, serta aksen Rusia yang mereka suarakan. Ceko dan Rumania cukup meyakinkan untuk menjadi setting kota tua di masa Stalin. Salju dan kabut yang tebal juga menjadi daya tarik setting suasana kala itu. Bintang besar secara kasat mata berserakan di sini. Dan mereka memainkan perannya dengan maksimal dan tidak jelek. Sayangnya keterbatasan naskah membuat mereka harus mengakhiri durasi akting lebih dini, kecuali dua peran utama. Uniknya, saya tak menemukan orang Rusia yang mendapat jatah peran penting di sini. Peran penting di Child 44 justru dimainkan oleh orang asing asal Inggris, Swedia, Lebanon, Australia, Prancis, dan Ceko.

Karena bersetting di Rusia, secara otomatis para pelakon pun harus menggunakan bahasa Inggris berdialek Rusia. Dan mereka melakukannya dengan baik terutama Hardy yang mengingatkan kita akan suara beratnya saat ia berperan sebagai Bane di The Dark Knight Rises.  

No comments:

Post a Comment