01 November 2013

ATM (2012)

No warning. No control. No escape

Teror ruang sempit sangat berpotensi menjadi sebuah sajian yang super thriller. Lihat saja phonebooth atau yang lebih ekstrim buried. ATM berusaha meneruskan modus tersebut. Bermodalkan Chris Sparling yang menulis script buried, ATM mencoba meneruskan kesuksesan film yang dibintangi Ryan Reynolds tersebut.

David Hargrove (Brian Geraghty), Emily Brandt (Alice Eve), dan Corey Thompson (Josh Peck) adalah rekan kerja di sebuah perusahaan finansial. Mereka bertiga berkendara di tengah malam usai menghadiri sebuah pesta kantor. Di tengah perjalanan, Corey memaksa mampir ke ATM untuk mengambil uang. Tanpa disadari, seseorang ber parka (jaket dengan bulu di leher) sudah mengincar mereka. Orang tersebut menunggu di luar sehingga membuat mereka terisolasi di dalam bilik ATM.


A killer in parka

ATM lebih mirip phone booth ketimbang buried yang super ekstrim. Bila phonebooth dan buried hanya melibatkan satu 'sandera', maka ATM memiliki 3 sandera di dalam sebuah bilik ATM yang sebenarnya cukup luas. Di atas, saya mengatakan jika teror ruang sempit sangat berpotensi menjadi sebuah sajian yang super thriller. Dengan catatan, jika itu digarap secara serius. Sayangnya ATM melupakan resep tersebut.

Banyak hole di ATM khususnya yang berhubungan dengan logika. Coba bayangkan, buat apa memarkir mobil jauh dari ATM sementara lokasinya super sepi. Kalau saja ada korek api sejak awal dan dibantu 3 orang, semuanya gak perlu terjadi kan. Logika di film berdurasi 90 menit totally berantakan. Apakah Chris sudah terlena dengan kesuksesan buried sehingga mengabaikan kenyataan di dunia nyata? Entahlah. Yang pasti David Brooks yang mengarahkan pun juga tak berdaya dengan naskah milik Chris.

Fool
Adegan tersebut diperparah dengan penampilan aktor aktrisnya yang kurang maksimal. Rasa takut akan sebuah teror tak saya rasakan di mimik wajah mereka. Mereka justru seperti orang kebingungan tetapi yang pasti tak merasa takut. Yang saya apresiasi di sini hanyalah twist akan motif the villain mengapa ia enggan masuk ke bilik ATM.

ATM, thriller of isolated room yang digarap kurang maksimal. Premisnya aja yang menarik perhatian, namun kenyataannya mengecewakan. Benar-benar membuang waktu.

1 comment:

  1. im totally agree with this.. dengan logika yang berantakan, saya masih berpikir ATM harus menebusnya dengan sekuel film kedua. Rasanya nggak puas jika begini saja. Kenapa nggak sekalian dikasih solusi kalau logikanya berantakan.
    Satu lagi, apa memang para sandera dibuat tidak sadar dengan kamera cctv yang bisa dibuat untuk meninggalkan pesan ?

    ReplyDelete