15 May 2013

Parker (2013)

To get away clean, you have to play dirty

Selain Lock, Stock, and Two Smoking Barrel dan Snatch, Kita tahu lah seperti apa film seorang Jason Statham. Pria hampir botak ini konsisten dengan filmnya yang berdangkal cerita, fun, dan tak perlu banyak pikir (brainless). Anehnya, saya suka dengan kekonsistenan aktor asal Inggris ini.

Setiap kali filmnya keluar, saya mempunyai kewajiban menontonnya. Sayangnya, ekspektasi ini mengharuskan saya tak wajib menontonnya di bioskop. Tetapi saya selalu berusaha mencari dan menunggu DVD ataupun link donlotnya. Bakal tetap saya tonton meski itu lama. Seperti Parker ini yang saya tonton di saat Hummingbird sudah menjejali layar bioskop.

Bersama 4 rekan barunya, Parker (Jason Statham) merencanakan perampokan di sebuah taman hiburan. Perampokan itu berhasil meski menyisakan korban jiwa di luar rencana. Sebenarnya 4 rekan Parker itu bukanlah rekan dia sebenarnya. Mereka berempat direkomendasikan Hurley (Nick Nolte), yang tak lain adalah ayah Claire (Emma Booth), pacar Parker. Mereka adalah Melander (Michael Chiklis), Carlson (Wendell Pierce), Ross (Clifton Collins Jr), dan August Hardwicke (Micah A Hauptman)


Is she still sexy ?

Ketidak sepakatan Paker dalam sistem pembagian uang hasil rampokan membuatnya dihabisi. Namun atas kecerobohan Hardwicke, Statham masih hidup. Melibatkan seorang agen properti, Leslie Rodgers (Jennifer Lopez), Statham menuntut balas dan berniat mengambil uang yang telah dirampas.

Parker diadaptasi dari serial novel Parker yang berjudul Flashfire terbitan tahun 2000 karangan mendiang Donald E Westlike yang mempunyai nama pena Richard Stark. Sebenarnya serial novel ini juga pernah diangkat dalam film seperti Point Blank (1967), The Outfit (1973), dan Payback (1999). Namun kesemua fim itu tak menggunakan nama Parker untuk tokoh utamanya. Hanya Parker lah yang menggunakan nama Parker.

Well, saya tak harus bercerita banyak mengenai film ini. Dengan melihat Statham, anda mungkin sudah bisa membuat kesimpulan sendiri. Seperti biasanya, awal film cukup menjanjikan. Namun tiba di tengah dan berujung ke akhir, Parker terlihat kedodoran dan semakin melorot di ujung.

Don't u think that he should shoot her

Saya sendiri tak habis pikir dengan peran Lopez di sini. Ia tiba-tiba saja muncul dengan kasarnya. Taylor Hackford (director) kok bisa-bisanya menelan mentah-mentah script yang ditulis John J McLaughlin. Jika mau cermat, akan lebih baik jika Lopez secara perlahan-lahan dimunculkan sehingga ia ada hubungannya dengan isi cerita. Kesan munculnya Lopez yang tiba-tiba sangat lah mengganggu. Meski Lopez tak ditampilkan pun, saya pikir dia tak bakal mempengaruhi keseluruhan isi cerita. Lopez mungkin hanya menghibur di saat ia dipaksa membuka baju :).

Dengan melihat Statham dan tipikal scriptnya, saya berharap setidaknya Parker memberi sebuah twist atau setidaknya kejutan. Sayangnya harapan tinggal harapan. Meski ngantuk pun, saya masih paham dan mengerti jalan ceritanya yang brainless.