24 May 2013

Mama (2013)

A Mother's Love is Forever

Kasih sayang serta ketulusan cinta ibu anak memang tak mengenal batas. Meski berbeda dan menembus ruang dimensi, hubungan itu seakan tak lekang zaman. Rasa cinta plus ego yang begitu kuat seakan mengabaikan nasib dan takdir yang sudah digariskan. Terjadilah apa yang harus terjadi.

Runtuhnya bursa saham membuat Jeffrey Desange (Nikolaj Coster-Waldau) depresi. Dia menembak dua orang rekan kerjanya. Jeffrey lantas menembak istrinya sebelum membawa lari Victoria (Morgan McGarry) dan Lily Desange (Maya/Sierra Dawe), dua anaknya yang masih berusia 3 dan 1 tahun. Dalam perjalanannya, mobil yang ditumpangi Jeffrey mengalami kecelakaan dan masuk jurang.

Saat mencari perlindungan, Jeffrey menemukan sebuah kabin di tengah hutan. Di kabin itu, Jeffrey yang masih depresi berat hendak membunuh kedua anaknya. Namun 'sesuatu' menghalangi dan membunuhnya. 5 tahun berlalu, 2 orang suruhan Lucas Desange (yang juga diperankan Nikolaj Coster-Waldau) yang merupakan saudara Jeffrey, menemukan Victoria (Megan Charpentier) dan Lily (Isabelle Nelisse) masih di kabin tersebut.

A clue to the cabin

Keadaan 2 bocah itu sungguh mengenaskan, namun mereka masih hidup. Lucas bersama pasangannya seorang musisi rock, Annabel (Jessica Chastain), bermaksud mengadopsi dan merawat mereka. Seorang psikiater, dr. Dreyfuss (Daniel Kash), mencoba membantu untuk memulihkan keadaan, kondisi, dan jiwa Victoria dan Lily. Namun 'sesuatu' yang dipanggil mama oleh kedua anak itu tak rela dan mencoba mengahalangi.

Jika bicara mengenai Guillermo Del Toro dalam kapasitas horor, bayangan kita pasti terbawa pada makhluk mistis aneh, dongeng, fantasi, dan kegelapan tentunya. Lihat saja Pan's Labyrinth dan Don't be Afraid of the Dark. Bahkan Biutiful yang bergenre drama pun dia sisipin sebuah makhluk aneh. Baik sebagai sutradara maupun eksekutif produser, salah satu atau lebih dari ciri khas nya tersebut tetap dia pertahankan.

Mama adalah kepanjangan dari sebuah film pendek Argentina berdurasi 3 menit dengan judul sama. Tak mau susah, Guillermo memasrahkan Mama kepada sutradara aslinya, Andres Muschietti. Memang tak mudah memanjangkan film yang hanya 3 menit menjadi 100 menit. Script keroyokan pun dibuat oleh Andres bersama Neil Cross dan saudaranya, Barbara Muschietti. Hasilnya, tidak mengecewakan namun juga tidak WOW.

Victoria! Come! Mama

Tidak ada yang baru dalam penyajian Mama. Kejutan-kejutan yang ditampilkan masih menggunakan formula lama, pengobralan penampakan sesaat disertai efek suara mengejutkan. Masih cukup mengejutkan dan menyeramkan bagi saya. Awal cerita cukup baik namun kedodoran di tengah sebelum menegang lagi di akhir cerita. Penonton mungkin tidak mengharapkan ending ceritanya, namun itu lah yang terbaik di tengah kekurangan dan cukup banyaknya hole di film ini.

Meski tidak hadir dalam kapasitas akting yang sebenarnya, pelakon-pelakon di dalamnya cukup mempunyai chemistry untuk saling mengintimate. Hubungan mereka natural senatural hubungan bukan ibu dan anak. Saya suka saat Jessica Chastain memeluk kaki Nikolaj Coster-Waldau. Saya juga suka keluguan Victoria saat ia masih beusia 3 tahun. Dan saya suka kepolosan Lily saat ia berusia 5 tahun. Meski tidak patut untuk masuk terlalu dalam, namun saya cukup terbawa emosi mengingat saya juga punya anak-anak seperti mereka.

Banyak yang berpikir jika Mama versi orisinil lebih menyeramkan daripada featured film nya. Tapi ingat, versi orisinil dibuat Muschietti sendiri, dan yang featured juga digarap Muschietti. Jadi ketika ada anggapan Mama orisinil lebih seram, seharusnya featured nya juga dianggap seram.

Victoria! Come! Mama