You Think You Know the Story, Think Again |
Menyesal juga
sempat melihat trailer film ini. Jadinya ilfil saat lihat filmnya.
Bercerita tentang 5 mahasiswa yang plesir ke sebuah kabin tua di tengah
hutan. Sesampai di sana mereka mendapat kejutan yang melebihi
ekspektasi hingga merenggut satu persatu nyawa. Saya suka film horor,
tetapi horor yang murni. Jikapun tidak murni, berilah saya twist yang
menjelaskan ketidakmurnian itu. Dan The Cabin In The Woods bukanlah
termasuk yang murni itu. Sejak awal, saya tahu jika ini bukan horor.
Kenapa ? Karena sejak awal juga saya tahu ini hanyalah permainan. Adegan jeritan dan darah di dalamnya sebenarnya cukup menakutkan (jika ini horor). Karena tahu ini bukan horor, jadinya adegan itu nggak menakutkan lagi. Saya hanya menunggu twist apa yang akan terjadi. Belum sampai ke ending, saya sudah mendapatkan twist. Wow, saya nggak percaya bagaimana bisa berbagai macam hantu dan psikopat itu bisa dikumpulkan. Seperti tag line yang diusungnya ‘You think you know the story, think again’, saya memang harus think again saat hantu-hantu itu dimunculkan. Sebut, hantu apa yang tidak ada di dalam kotak kaca itu. Saya sendiri bergidik saat hantu-hantu itu ditampakkan satu persatu di ruang kaca.
Kalau boleh saya menyebut, The Cabin In The Woods adalah film horor
yang tidak dibuat sebagai flm horor. Ibarat sebuah berita, The Cabin In
The Woods adalah berita yang di dalamnya begitu banyak pelintirannya.
Yang semula lurus menjadi bengkok dan yang semula bengkok menjadi lebih
berpilin. Endingnya sendiri menurut saya malahan anti klimaks. Bagi
penikmat horor, The Cabin In The Woods mungkin sebuah mahakarya. Tetapi
bagi orang awam, film yang diproduksi tahun 2009 dan baru diedarkan
tahun 2011 ini mungkin bisa dibilang jelek dan tidak meyakinkan. Bagi
saya, The Cabin In The Woods ibarat rujak. Ada yang manis, pahit, gurih,
pedas, getir dan asam. Yang paling pedas, tentu saja aquarium hantu
dan penampakannya.