Assemble |
Awalnya
berpikir kalau film superhero ceritanya ya begitu-begitu saja. Ternyata
Joss Whedon membalik semua anggapan itu (thanks to him). The Avengers
mempunyai porsi akting yang sesuai untuk masing-masing karakternya,
termasuk Loki, the villain. Pada awalnya Iron Man mendominasi tetapi
pada akhirnya semua mendapat porsi masing-masing terutama Hulk yang
sangat mencuri perhatian di akhir-akhir cerita.
Bagi yang awam,
awal dan pertengahan film mungkin dianggap membosankan karena di benak
mereka yang ada hanyalah menunggu kapan super hero mereka beraksi.
Sabar, karena scene itu berusaha menuturkan detil dari para super hero
tersebut Iron Man (Toni Stark) si one liner joker, Captain America
(Steve Rogers) yang kaku dan tegas, Thor yang apa adanya, Hulk (Bruce
Banner) yang penyabar sekaligus pemarah, Hawkeye (Clinton Francis
Barton) yang tenang, Natasha Romanoff yang tak kenal takut serta Nick
Fury yang suka mengatur dan memerintah dan juga tak lupa konflik yang
menyertai antar mereka.
Penuturan itulah yang membuat The
Avengers menjadi spesial dan dan berbeda dibanding film super hero
lainnya. Yakinlah penuturan itu akan terbayar tuntas di 40 menit
terakhir film ini dengan duel super hero Marvel tersebut dengan pasukan
Chitauri. Humor, ya, di tengah ketegangan pertarungan, humor membuat
kekakuan syaraf leher sedikit kendor. Cukup banyak humor yang
diselipkan di sini sehingga membuat The Avenger menjadi tidak kaku. The
Avengers juga pas karena karakter-karakter di dalamnya mampu
dimaksimalkan aktor yang membawakannya.
Sebuah tontonan yang sebenarnya biasa
saja tetapi menjadi luar biasa di tangan Joss Whedon. Kalau kalian
cermat, ada Stan Lee sebagai cameo di akhir film. Stan Lee adalah
pencipta super hero tersebut. Melihat pundi-pundi yang dihasilkan,
there will be the sequel for this. Tetapi tolong, kalau ada sequelnya
sertakan lagi Agent Maria Hill (Cobie Smulders), dia cantik sekali.