02 November 2015

Monster Hunt (2015)


Dunia perfilman Cina terus berkembang. Perkembangannya pun cukup masif. Bahkan insan perfilman Cina mampu memaksa Hollywood untuk menampilkan apa-apa yang berbau Cina termasuk merk dan lokasi. Dan tak hanya dari segi image dan pemasaran saja yang digenjot, dari sisi genre pun, perfilman Cina juga terus berkembang. Tak banyak memang film yang menggabungkan antara manusia dengan animasi di dunia perfilman Cina. Stephen Chow pernah melakukannya di CJ7 (2008). CJ7 sukses dan mendapat sambutan hangat. Kali ini Raman Hui menyajikan yang serupa namun dalam skala yang lebih besar melalui Monster Hunt.

Di dunia versi Monster Hunt, alam tidak hanya didiami oleh manusia saja, tetapi juga monster. Namun kaum monster pada akhirnya tersisih dan dilarang berinteraksi dengan manusia. Dunia monster juga bergolak dengan perebutan kekuasaan. Putra mahkota raja monster dikabarkan akan lahir, namun untuk menghindari pemberontak, sang permaisuri menuju ke dunia manusia dengan penjagaan dua pengawal setia Zhu Gao (Eric Tsang) dan Pang Ying (Sandra Ng).

Di dunia manusia, mereka berhadapan dengan Huo Xiaolan (Bai Baihe) pemburu monster amatir. Kedua pengawal berusaha mati-matian agar sang putra mahkota yang dikandung pemaisuri bisa lahir dengan selamat. Usaha tersebut melibatkan Song Tianyin (Boran Jing), kepala desa Yongning sekaligus pemuda lugu yang hanya bisa memasak dan menjahit. Pada akhirnya putra mahkota dilahirkan dan petualangan kejar-mengejar dengan pemberontak terus terjadi.

Chemistry
Dari awal, penonton sudah diberi pemahaman jika keberadaan monster adalah benar adanya. Aturan main yang jelas itu membuat penonton tidak merasa aneh saat sebuah monster muncul secara tiba- tiba. Berbeda dengan CJ7 yang menisbikan adanya makhluk yang aneh di dunia. Di sini, monster bukanlah alien dan dianggap sebagai makhluk selain manusia dan hewan.

Script Monster Hunt sangat ringan dan banyak hole di dalamnya. Tetapi narasi cerita yang membikin banyak pertanyaan tersebut tak banyak berpengaruh karena penonton sepertinya cuek dengan hal itu. Penonton lebih suka menikmati keseruan, kelucuan, dan kewajaran di dalam setiap scenenya. Penonton lebih suka menikmati chemistry Bai Baihe dan Boran Jing, kelucuan Wuba, keseruan fighting scene, dan anime CGI yang ditawarkan.

Untuk CGI, memang sang sutradara, Raman Hui, yang bertanggung jawab. Beban ini ada di pundaknya karena Raman pernah lama berpetualang di Dream Works. Hasil garapannya memang tidak semendetail, padat, dan utuh seperti karya perusahaan lama nya. Lihat saja, meski berwujud animasi, tetapi para monster itu lebih terlihat cartoonish. Tetapi wujud itu masih mampu berbaur dengan dunia manusia yang real. Mungkin dana adalah kendala kenapa para monster itu digarap kurang halus. Meski namanya monster, tetapi saya pikir tidak ada monster di sini. Bentuk dan wujud mereka yang lucu, unyu, dan chubby adalah salah satu keunggulan kenapa mata ini masih betah menikmati setiap scene yang tersaji.

Wuba unyu
Untuk departemen akting, penampilan kedua tokoh kita cukup meyakinkan, ada chemistry di antara mereka. Sifat mereka yang bertentangan membuat jalan cerita nampak lebih komplek namun tak keluar dari jalurnya. Karakter-karakter pendukung seperti si nenek, raja monster, dan juga pemburu monster bodoh sangat mendukung dan meningkatkan intensitas keseruan.

Monster Hunt, tidak perlu dipandang sebagai sebuah sajian yang serius. Ini adalah sajian yang menyenangkan yang digarap seefektif mungkin. Hasilnya adalah USD 400 juta,  jumlah pendapatan terbesar yang menyalip sajian Hollywood semacam  Furious 7, Jurassic World, dan Avengers: Age of Ultron yang tayang di China. kecintaan masyarakat China terhadap produknya sendiri mungkin yang menjadikan Monster Hunt menjadi box office di negerinya sendiri. 

No comments:

Post a Comment