01 September 2013

Mud (2012)


Coming-of-age merupakan salah satu genre yang menarik untuk diikuti. Sebuah pencarian jati diri mengenai apapun dari sebuah usia nanggung sangat menarik untuk disimak. Setelah The Perks of Being a Wallflowers yang adorable, kini kita berkesempatan menyimak Mud, sebuah karya kesekian kalinya dari seorang Jeff Nichols.

Bersetting di lembah Sungai Missisipi, Arkansas, Mud bercerita tentang Ellis (Tye Sheridan) yang suatu hari bersama sahabatnya, Neckbone (Jacob Lofland), pergi menuju sebuah pulau kecil di tengah sungai tersebut. Awalnya mereka hanya tertarik dengan sebuah speed boat yang bertengger di atas pohon. Lalu mereka sadar jika mereka tidak sendiri saat sejumlah jejak kaki mengarah ke perahu mereka.

Di pulau itulah mereka bertemu dengan pria yang mengaku bernama Mud (Matthew McConaughey). Dan di speed boat itulah Mud tinggal. Mud berjanji akan menghadiahkan speed boat itu jika Ellis dan Neckbone membantunya. Lambat laun mereka mulai akrab dan kedua bocah 14 tahun itu tahu jika Mud adalah seorang buronan yang sedang berjuang mempertahankan cintanya. Namun status itu tak membuat mereka takut. Mereka justru  bersimpati dan bersedia membantu menyelamatkan cinta sejati Mud.

All begin from here
Dimulailah petualangan itu termasuk menghubungi Juniper (Reese Witherspoon, cinta sejati Mud. 'Doktrin' cinta Mud ternyata melekat di otak naif Ellis. Termasuk saat ia bersikap terhadap seorang cewek, May Pearl (Bonnie Sturdivant), yang telah dianggapnya sebagai pacar. Petualangan itu juga tercipta karena depresinya Ellis di bawah tekanan keinginan orang tuanya, Senior (Roy McKinnon) dan Mary Lee (Sarah Poulson), yang hendak bercerai. Sedangkan Neckbone lebih karena ikut-ikutan saja di bawah tanpa pengawasan pamannya, Galen (Michael Shannon). Petualangan itu juga melibatkan mafia yang rupanya ingin balas dendam karena Mud telah membunuh salah seorang anggota keluarganya.

Karena bertindak sebagai writer dan director, Nichols begitu sangat paham hendak dibawa ke mana Mud ini. Dan Nichols sudah benar membawa Mud ke sebuah garis lurus yang tidak berkelok jika kelok itu dianggap sebagai sebuah kebosanan. Saya suka ceritanya yang linear tanpa adanya flash back. Flash back untuk pendalaman setiap karakternya cukup dilakukan dengan sebuah deskripsi dari orang pertama dan ketiga. Dan itulah yang membuat Mud tak bertele-tele dalam memaparkan setiap karakternya.

Meski mengusung nama McConaughey dan bahkan ia dijadikan poster, namun saya tidak menjadikannya fokus utama. Justru penampilan Tye Sheridan yang patut dijadikan fokus utama cerita. Karena Tye lah yang mengendalikan keseluruhan film ini mulai dari sikapnya menyikapi kehidupan keluarganya, persahabatannya dengan Neckbone, hingga naifnya dia menafsirkan arti cinta. Lihat pula mimik muka Ellis yang pelit senyum sesuai dengan karakternya. Dan itu berhasil diterjemahkan dengan sangat baik oleh Tye.

Nature Legally Blonde
Jujur, penampilan McConaughey juga tak kalah apik. Namun ia terpaksa harus mengalah untuk saat ini. Yang patut dicatat, pria kelahiran Texas tersebut nampak semakin matang. Baik dalam berakting, bersikap maupun memilih peran. Dan dalam beberapa tahun terakhir, McConaughey sengaja memilih peran untuk film yang bukan pop corn. Di sini saya juga suka penampilan Reese Witherspoon yang lebih alami tanpa make up tebal ala uptown girl. Michael Shannon, saya tidak lupa dia. But, what must I say about his short role here. but I still adore you, Mr. Shannon.

Mud, penggambaran humanis tentang apa arti cinta di dalam setiap masing-masing karakter. Perpaduan script yang apik dan permainan akting yang menarik berpadu padan dengan atmosfer alam yang begitu indah ditilik dari mata kamera seorang Adam Stone. Begitulah cinta, deritanya tiada akhir.

No comments:

Post a Comment