14 August 2013

The Wolverine (2013)

When enemies rise, when immortality ends, the ultimate battle begins


Sebagai bagian dari X-Men, Wolverine merupakan spin-off yang paling terkenal dan juga berhasil. Terkenal karena mempunyai penggemar fanatik (including me) dan berhasil karena hanya Wolverine lah satu-satunya spin-off X-Men yang dibuatkan film tersendiri. Pertama X-Men Origins : Wolverine dan yang kedua yang paling baru, The Wolverine. Bila X-Men Origins : Wolverine mendapat kritik tajam, what about the sequel ?

Setelah kematian Jean Grey (Famke Janssen), Logan (Hugh Jackman) hidup dalam kegalauan yang teramat berat. Entah apa yang ia cari, jati diri ataukah penebusan dosa karena merasa telah menewaskan Jean Grey. Dalam kebimbangannya, Logan hidup menyendiri di tengah hutan berkawan alam. Suatu hari, Yukio (Rila Fukushima), seorang berkebangsaan Jepang memaksanya ikut dengannya. Yukio beralasan bahwa hal itu adalah perintah majikannya, Yashida (Hal Yamanouchi).

Ternyata Yashida adalah orang yang pernah diselamatkan Logan dalam perang dunia II. Di Jepang, Logan justru menemui banyak intrik yang melibatkan yakuza. Selanjutnya, Logan terpaksa harus menyelamatkan cucu Yashida, Mariko (Tao Okamoto), dari orang-orang yang tak jelas yang mencoba membunuhnya. Dalam konflik tersebut, Logan harus berurusan dengan seorang ninja, Harada (Will Yun Lee); mutan perempuan, Viper (Svetlana Khodchenkova); ayah Mariko, Noburo (Brian Tee); dan Silver Samurai. Mampukah Logan mengatasi itu semua di saat bersamaan kekuatan mutannya tiba-tiba lenyap.

Cute Tao Okamoto

Meski mendapat banyak kritik tajam, X-Men Origins : Wolverine masih mendapat untung. Uang yang bicara tak membuat petinggi 20th Century Fox berpikir dua kali untuk membuat sekuelnya. Hanya saja Gavin Hood tak lagi membesut. sebagai gantinya dipilih James Mangold dengan harapan ada warna baru bagi cerita si serigala ini. Dan memang Mangold memberikan warna yang begitu berbeda bila dibandingkan prekuelnya. Bila pada film pertama kekuatan mutan begitu ditonjolkan, pada sekuel ini semuanya dijalankan begitu minimalis, begitu alami dengan  meminimalkan bahkan meniadakan kemutanan setiap tokohnya. Termasuk menyederhanakan judulnya, just 'The Wolverine'.

Sebagai penggemar Wolverine, saya sebenarnya sangat suka dengan X-Men Origins : Wolverine terutama hal ihwal Logan menyadari kekuatan mutannya dan tubuh adamantiumnya. Setelah itu ceritanya memang terpental ambyar ke sana sini. Di The Wolverine, Mangold melokalisir ceritanya ke sebuah negara. Dan disitulah sang serigala dipaksa bertarung dalam sangkar bernama Jepang. Perbedaan film pertama dan kedua memang seperti membalik sudut 180 derajat. Bagi yang mengharapkan banyak action, bersiaplah kecewa karena The Wolverine lebih kental pada sisi dramanya. Memang tetap ada figt scene yang digarap cukup apik. Tetapi kuantitasnya tidak seperti pada film pertamanya.

Pendramaan The Wolverine juga terlihat dari banyaknya mutan yang ditampilkan. Bandingkan ada berapa banyak mutan di film pertama, dan hitunglah berapa jumlah mutan di film kedua, so njomplang sekali bukan. Setelah Batman, Iron Man 3, dan Superman, kini giliran Wolverine yang dibuat secara manusiawi dengan menohok psikologi tokoh utamanya. Bahkan Mangold dengan 'tega' menghancurkan apa yang menjadi ikon dan kebanggaan Wolverine. Saya tak tahu bagaimana Mangold mengembalikan kebanggan itu.

Silver Samurai

Yang pasti, Logan jadi sangat bermartabat di sini. Ia harus merendahkan diri dengan menyelamatkan Mariko dengan kekuatannya sendiri. Ia pun harus merasakan yang orang lain biasa merasakannya. Dan Logan pun sempat merasakan bagaimana merasakan sebuah kondisi bernama 'tua'. Logan menerima itu semua dengan keberhasilan pada imajinasinya yang sudah tak berbayang-bayang lagi.   

Sudah enam kali film bertema X-Men disuguhkan, dan enam kali pula Hugh Jackman bertopeng Wolverine. Mengganti Hugh Jackman sepertinya bukanlah sebuah keputusan yang bijak karena aktor asal Australia itu sudah menyatu dengan sosok Logan. Dari semua karakter yang ada di The Wolverine, saya tergiur dengan Tao Okamoto. Tergiur dengan kecantikannya yang polos, alami dan, bersih. Siapa sangka ia sudah berumur 28 (awalnya saya pikir ia berumur belasan tahun, paling banter 22 tahun). Bagi Tao Okamoto, ini adalah debut pertamanya bermain film. Awesome Tao Okamoto.

Bila tak terburu-buru, janganlah beranjak dari tempat duduk anda karena pada pertengahan credit title akan ada sedikit scene sebagai petunjuk untuk X-Men : Days of Future Past.



2 comments:

  1. Karakter favorit gw tu. Apapun dan bagaimanapun filmnya, gw tetap suka

    ReplyDelete
  2. Kalau X-Men bisa balik lagi ke MArvel pasti bakal keren, bisa lihat wolverine ikut Avenger kayak di versi aslinya :)

    ReplyDelete