14 September 2014

The November Man (2014)

A spy is never out of the game

Pierce Brosnan adalah salah satu dari tidak banyak aktor yang mampu berakting dan beraksi. Berdrama dia piawai, dar der dor pun dia OK. Bahkan dia usianya yang ke-61, Brosnan masih main di film aksi semacam The November Man ini. Padahal saya pikir ia sudah enggan dan merasa santai dengan bermain drama seperti A Long Way Down dan The Love Punch. Di The November Man, James Bond bertemu dengan Olga Kurylenko, seorang Bond Girl yang tak pernah main bareng Brosnan dalam serial agen intelijen Inggris itu (Olga mainnya ama Daniel Craig).

Peter Devereaux (Pierce Brosnan) adalah mantan agen CIA yang sudah retired dan hidup tenang di Swiss. Namun suatu waktu, ia diajak mantan rekan CIA nya, John Hanley (Bill Smitrovich), untuk sebuah misi yang tak bisa ia tolak. Dalam misi tersebut, Peter bertemu dengan David Mason (Luke Bracey), anak didiknya selama ia masih di CIA. Namun posisi mereka sekarang berseberangan.

Peter berusaha menyelamatkan Alice Fournier/Mila Filapova (Olga Kurylenko). Sementara Mason berusaha memburunya. Misi tersebut berhubungan erat dengan Arkady Federov (Lazar Ristovski), seorang mantan Jenderal Rusia yang berpeluang maju menjadi Presiden Rusia. 

Am I really old?
Dari awal, The November Man sudah berusaha memperlihatkan jika ini adalah film aksi yang WAH, penuh dengan intrik, dan cerita yang rumit. Lihat saja adegan awalnya tentang pembunuhan itu. Namun di situlah bumerangnya. The November Man tidak pernah benar-benar bisa mencapai ekspektasi tersebut. Ada banyak ekseskusi yang gagal dilakukan. Film sepanjang 108 menit ini terlalu dipaksakan pembesutnya, Roger Donaldson.

Donaldson ingin memperlihatkan bahwa film rumit dan penuh dengan intrik akan membuat yang nonton berdecak kagum. Namun intrik dengan logika yang rendah dan serta kerumitan banyaknya tokoh di dalamnya justru membuat yang nonton gelagapan. Adegan WAH (menurut Donaldson) yang diperlihatkan pun terasa seperti film kelas B.  Kejutan-kejutan (bisa dibilang twist gak sih) di dalamnya baik di awal maupun di tengah film berupaya memunculkan kekagetan dan ucapan 'ooo', namun yang nonton justru serasa terkecoh. 

Donaldson juga lupa jika sisi kharismatik dari seorang tokoh adalah perlu. Namun Peter tak mempunyainya. Bandingkan dengan Liam Neeson yang karakternya terbangun benar sejak dari awal. Well, saya pikir Brosnan juga hendak meniru Neeson, tua-tua keladi beraksi, namun Brosnan belum mampu. Brosnan memang sudah tampil habis-habisan dengan gaya maskulin dan playboy nya. Namun pesonanya turun jauh.

Ledakan macam ini yang ane gak suka
Ia tak bisa berbohong dengan banyaknya kerutan-kerutan di wajahnya serta perutnya yang membuncit. Penampilannya tidak buruk, justru Brosnan adalah yang terbaik. Namun naskah oleh Michael Finch dan Karl Gajdusek lah yang membuat Brosnan terkekang. Olga Kurylenko sebagai pemanis film ini juga tak buruk. Sebagai pemanis, ia benar-benar manis. Lekuk tubuh dan wajahnya menjelaskan itu. Ia menjalankan perannya dengan maksimal meski logat Rusianya sama sekali tak maksimal. 

Well, The November Man memang cukup buruk dari naskah dan eksekusi yang tak maksimal. Namun film yang didasarkan pada Novel 'There Are No Spies' karangan Bill Granger ini tidak benar-benar buruk. Secara umum, The November Man masih bagus dan layak untuk dinikmati. Ya, film ini still worth it to watch. Saya pun cukup menikmati dan tak menyesal banget setelah menontonnya.

No comments:

Post a Comment