19 March 2013

The Perks of Being a Wallflower (2012)

We are infinite

Mungkin semua sepakat jika masa SMA adalah salah satu masa paling menyenangkan sekaligus bernilai dalam hidup. Charlie (Logan Lerman) juga menganggapnya seperti itu. Tetapi dari awal dia sudah ketakutan terlebih dahulu. Ketakutan itu dia mulai dengan menulis surat curhat kepada teman imajinernya dan menghitung mundur masa SMA yang mesti dijalaninya.

Ya, Charlie adalah anak introvert dan bookworm. Dan dia sadar itu sehingga menerima segala bully para seniornya. Perkenalan tidak sengajanya dengan seorang seniornya, Patrick (Ezra Miller) yang berlanjut kepada Sam (Emma Watson) lalu Mary Elizabeth (Mae Whitman) dan Candace (Nina Dobrev) menjadikan masa SMA nya benar-benar berubah.

Ketakutannya menjadi kegembiraan, kesenangan dan keingintahuan. Namun Charlie tetaplah Charlie yang tak bisa menyembunyikan masa lalunya meski ia sudah berusaha sekuat tenaga melupakan itu.

That's when they met

Sejak Juno dan Easy A, saya belum menemukan drama teenlit seperti ini. The Perks bahkan lebih dari 2 film tersebut. The Perks ternyata lebih menarik, antusias, kelam namun tetap pada porsinya dan tidak berlebihan. The Perks terlihat enteng saat dilihat tetapi berat saat disimak. Singkatnya, The Perks lebih berkualitas. 

The Perks merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karangan Stephen Chbosky. Dan tidak ada yang lebih mengenal detil novel kecuali pengarangnya sendiri. Summit Entertainment pun tahu itu dan mendapuk Chbosky sebagai writer plus sutradara. Dan, voila, Chbosky memaksimalkannya. Good job, man.

Chbosky mampu merenggangkan The Perks sekencang mungkin dan mengendurkannya saat hampir mencapai klimaks. Chbosky membuat The Perks berjalan datar dengan gelombang sebagai bumbunya. Mata ini seakan tak bosan dengan scene demi scene yang disuguhkan Chbosky.

Nice moment, isn't it ?

Saya suka the Perks karena saya seakan menyelam di dalamnya. Setting tahun '90 an di film ini sejalan dengan masa saya waktu remaja. Come On Eileen atau All Out of Love adalah perasa perindu waktu tersebut. Alih-alih gadget canggih sekelas smartphone, The Perks masih menggunakan media kaset dan CD untuk memutar musik. Masih original dan alami.

Praktis tidak ada nama besar di sini kecuali Emma Watson yang terus berusaha menghilangkan imej nya sebagai Hermione Granger. Bahkan di sini, Emma harus membumi mengimbangi akting Ezra Miller maupun Logan Lerman. Dan Emma berhasil melakukannya termasuk menghilangkan aksen Inggrisnya.
  
Apakah The Perks film romantis, ya. Apakah The Perks film tragedi, iya juga. Is The Perks a life film, also yes. It's completely all. Nice movie, wonderful picture.