05 December 2012

Soar Into the Sun (2012)



Sineas perfilman Korea terus berkembang. Setelah genre romansa dan komedi yang relatif tak berbujet besar sudha menjadi tren, kini film-film berbujet mahal plus penggunaan kecanggihan teknologi CGI terus dilirik. Bila efek CGI selama ini kebanyakan diterapkan untuk film-film bertema monster atau alien, kali ini animasi halus itu coba ditunjukkan melalui Soar into the Sun.

Kapten Jung Tae Yoon (Rain) dimutasi dari tim elit Black Eagle ke satuan tempur 21st Fighter Wing karena manuver berbahaya kecepatan nol yang diperagakannya saat demo udara. Di kesatuannya yang baru, Tae Yoon bertemu rekan baru sekaligus lama seperti Mayor Park Dae Suh (Kim Sung Su), Kapten Oh Yoo Jin (Lee Ha Na), dan Letnan Ji Seok hyun (Lee Jong Suk). Pembawaan slengekan dan easy going Tae Yoon ternyata tidak disukai salah satu atasannya yan juga penerbang terbaik, Mayor Yi Cheol Hee (Yoo Jun Sang), meski sang mayor mengakui kehebatan Tae Yoon.

Ujung-ujungnya, kedua perwira tersebut terlibat konflik baik secara pribadi maupun tugas. Di sela-sela itu, Tae Yoon jatuh cinta dan berusaha PDKT dengan mekanik pesawatnya, Sersan Yoo Se Young (Shin Se Kyung). Semua konflik dan romansa itu seakan terlupakan saat tensi konflik kekuasaan di Korea Utara meningkat.

Pergantian kekuasaan secara kudeta oleh pemimpin garis keras membuat Korut mengerahkan pesawat Mig (Mirage) nya masuk ke zona udara Korea Selatan. Jadilah F15K dan Mig terlibat dogfight seru di udara. Dalam dogfight itu, Dae Suh tewas dan Seok Hyun yang melontarkan diri jatuh dan masuk ke wilayah Korut. Jadilah dua perwira berkonflik itu bersatu padu membebaskan Seok Hyun dan menggagalkan usaha Korut meluncurkan bom nuklir.

Ada yang bilang Soar into the Sun adalah remake dari Red Scarf, film Korea tahun 1964 dengan tema sama. Saya tak tahu karena belum nonton film itu. Yang pasti, sebelum nonton, saya tak mempunyai gambaran akan jadi seperti apa film aviasi ala Korea ini. Dan ternyata sangat tidak mengecewakan. Dogfight dan manuver udara yang tersaji serasa nyata dengan efek slow mo yang wah. Memang agak kurang masuk akal, tetapi itu seakan terlupakan dengan kecanggihan CGI yang ada. Penonton pun seakan lupa bila yang dilihat adalah film Korea, bukan Hollywood.

F15K

Yang lemah justru dari segi cerita dan scene-scene di dalamnya. Saya agak ilfil saat menyadari jika film yang di Korsel sana diberi judul Return to Base (R2B) itu mencomot Top Gun dan Behind Enemy Lines. Meski sisi itu mencederai keseluruhan film, tetapi tak bakal membuat film ini basi.

Romansa, komedi dan tragedi lah yang membuat Soar into the Sun menjadi segar. Sineas Korea sepertinya tahu dan paham betul bagaimana scene-scene itu dimaksimalkan. Saya dibuat terpingkal-pingkal saat adegan kopi panas itu. Saya pun terharu saat Dae Suh tewas. Dan saya bisa tersenyum menyaksikan usaha Tae Yoon mendekati Se Young.

Bagi penggemar Rain, bahagialah kalian karena bintang pujaan kalian itu bersedia membuka baju dan memamerkan perut six pack nya.