05 April 2017

Beauty and the Beast (2017)

Be Our Guest

Cerita dongeng klasik Prancis Beauty and the Beast (La Belle et La BĂȘte) sudah banyak diangkat ke layar kaca dan layar lebar. Untuk layar lebar, salah satu yang mendulang banyak pujian justru bukan datang dari live actionnya, namun versi animasinya. Beauty and The Beast yang hadir di tahun 1991 bahkan memenangkan Oscar untuk best music dan menjadi nominasi untuk best picture. Untuk serialnya, meski tak mengaplikasikan cerita aslinya, namun yang paling memorable adalah Beauty and the Beast yang Ron Perlman dan Linda Hamilton ada di dalamnya pada kurun waktu 1987-1990.

Seakan tak puas hanya membikin versi animasinya, Disney pun ingin mencoba peruntungan dengan membikin live actionnya. Disney tahu, tak ada live action yang benar-benar bagus dan berbobot dari cerita gubahan asli milik Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve ini. Setelah melewati 26 tahun, live action Beauty and the Beast versi Disney pun diproduksi.

Belle (Emma Watson) adalah seorang gadis desa yang menurut warganya terbilang aneh. Ia suka membaca dan belajar, sesuatu yang tidak dilakukan warga Desa Villeneuve pada umumnya. Belle tinggal bersama ayahnya, Maurice (Kevin Kline). Suatu waktu, Maurice yang dalam perjalanan dagang tersesat ke sebuah kastil tua. Maurice ditawan di sana. Belle datang dan membiarkan dirinya ditawan menggantikan ayahnya. Kastil tua itu ternyata dimiliki oleh Beast, seorang manusia berwajah binatang (Dan Stevens).
Metrosexual
Menonton Beauty and the Beast live action ini serasa nonton Beauty and the Beast versi animasinya. Tak ada perbedaan signifikan di sini. Apa yang ada di versi animasi, sebagian besar teraplikasikan di sini, bahkan sampai warna busananya. Apakah 'penjiplakan' ini memang perintah dari eksekutif Disney ataukah Bill Condon memang ingin bermain aman? Entahlah.

Meski begitu, live action ini tidak buruk. Bahkan predikat Disney yang selalu memberi magic pada setiap karyanya terbukti di sini. Visualisasinya sungguh wah, kaya, cerah, ceria, dan berwarna. CGI yang ditampilkan di sini bolehlah dibilang sempurna. Permainan warna yang ada membawa aura seimbang di balik gelap dan terangnya atmosfer pencahayaan. Visualisasi itu berpadu manis dengan musikalitas yang ditampilkan. Ada keseimbangan di antara keduanya. 

Padu padan itu mampu ditampilkan dengan baik oleh setiap pelakonnya. Pemilihan Emma Watson sebagai Belle cukup tepat. Ada banyak kepolosan gadis desa di balik wajah manisnya. Meski dandanannya merupakan motion capture, namun gerak gerik serta suara Dan Stevens sebagai Beast cukup lah mewakili pangeran buruk rupa tersebut. Penampilan apik dan mengesankan justru ditunjukkan oleh Luke Evans sebagai Gaston, pria sok tampan dan menyebalkan yang menyukai Belle.
Dancing in The Beauty and the Beast

Kapan lagi kita bisa melihat pria yang sering memerankan tokoh serius itu bernyanyi dengan suara beratnya dan menari menghentakkan tapal sepatunya. Nyanyian dan tariannya sama apiknya dengan akting atas karakter yang diperankannya. Hal itu juga diimbangi oleh LeFou (Josh Gad) yang berperan sebagai cantrik Gaston. Dasar Josh Gad yang seorang komedian, tentu saja ia selalu menghibur.

Jangan lupakan penampilan benda-benda mati yang bisa berbicara di sini. Ewan McGregor sebagai Lumiere, si tempat lilin, dengan fasihnya menyulih suara kan melalui aksen Prancisnya yang menawan. Dengan suara beratnya, Ian McKellen mengisi suara Cogsworth, si jam perapian, yang canggung. Suara lembut Emma Thompson, sangat pas mengisi suara Mrs. Potts, si poci teh. Dan suara riang Nathan Mack, sesuai dengan tingkah polah Chip, si cangkir teh.

Berbicara tentang Beauty and The Beast, tentu saja berbicara tentang scoring dan soundtracknya. Dan Alan Menken telah melakukannya dengan baik. Soundtrack versi animasinya yang legendaris dengan judul yang sama dengan filmnya, dimasukkan kembali untuk mengiringi keanggunan dansa Belle dan Beast. 

Beauty and the Beast, sajian keluarga yang menyenangkan, berwarna, ramai, dan anak kecil disilakan menontonnya. Penggemar animasinya, pasti akan menggemari versi lice actionnya. 

No comments:

Post a Comment