17 October 2013

The Frozen Ground (2013)

the hunter becomes the hunted

Nicolas Cage dan John Cussack pernah bahu membahu mengatasi John Malkovich di Con Air (1997). Setelah 16 tahun berlalu, mereka dipertemukan kembali. Bukan sebagai kawan, tetapi sebagai rival. Cage berperan sebagai seorang polisi yang berusaha mengungkap pembunuhan berantai yang dilakukan Cussack. Apakah peran mereka kali ini sesolid aksi mereka di Con Air dulu.

Jack Halcombe (Nicolas Cage) dipusingkan dengan rangkaian aksi pembunuhan berantai. Bayangkan, sekitar 20 gadis belia dibunuh dengan cara sadis sehingga mayat yang ditemukan hampir tak bisa dikenali. Detektif berpangkat sersan di kepolisian negara bagian Alaska itu mencurigai Robert Hansen (John Cusack) adalah pelakunya. Tetapi tidak semua orang berpendapat sama, termasuk atasannya. Alasannya, Hansen adalah salah satu warga terhormat dan selalu mempunyai alibi.

Halcombe terus mencari bukti lain termasuk kesaksian dari seorang PSK belia, Cindy Paulson (Vanessa Hudgens). Cindy sendiri pernah lolos saat berusaha dibunuh Hansen. Bukannya tidak sadar, Hansen yang merasa dirinya dikejar Halcombe berusaha menyembunyikan semua barang bukti yang pernah digunakannya untuk membunuh. Hansen juga sekali lagi hendak membunuh Cindy.

Tied, Raped, Killed
The Frozen Ground mengambil setting awal tahun '80 an di Alaska. Film ini based on true story. Kecuali detektif Glenn Flothe yang menggunakan nama Jack Halcombe, semua tokoh utama menggunakan nama yang sama dengan pelaku kejadian sebenarnya. Karena based on true story inilah, The Frozen Ground seharusnya bisa menyajikan sesuatu yang hidup. Secara tema yang diangkat adalah pembunuhan berantai, so aroma thriller pun seharusnya mengisi setiap scene di dalamnya.

Sayangnya The Frozen Ground dibesut oleh Scott Walker yang menjadikan film ini sebagai debut perdananya. Untuk ukuran Walker, mungkin ini sudah top markotop. Tapi bagi penonton, aduh, ini film jauh panggang dari api.  Jangankan rasa thriller, aroma ketegangannya pun nyaris tak terasa di sini. Saya tak tahu, bagaimana bisa Walker merunut setiap adegan menjadi begitu datar. OK lah, Walker sedari awal telah menunjuk Hansen sebagai pelaku utama karena karena masyarakat sudah dianggap tahu mengenai kasus ini.

Tetapi Walker harus bertanggung jawab dengan pilihannya tersebut. Ia seharusnya membuat setiap adegan selanjutnya lebih dalam, detil, dan tentu saja menegangkan. Sayangnya Walker abai, ia sama sekali tak bertanggung jawab. Untunglah Walker masih tertolong dengan sinematografi alam alami Alaska yang diintip dari mata kamera Patrick Murguia.
Like a father and daughter
Di sini saya melihat hanya Vanessa Hudgens yang permainannya paling mumpuni. Bila dibandingkan dengan aktingnya di Beastly, di sini Hudgens jelas lebih baik. Kedua adalah Nicolas Cage yang aktingnya terbilang datar dan biasa saja. Justru yang paling buruk adalah John Cussack.

Cussack seakan aktor amatir saat membawakan peran Hansen. Jangankan bersikap, Cussack seolah tak memahami seperti apa karakter Hansen. Hansen aslinya adalah orang yang gagap. Tetapi gagap Cussack nggak enak. Saya pikir Cussack malah tidak berakting gagap, dia hanya seperti orang yang kebingungan dan gugup saja.

Semoga suatu saat nanti ada remake luar biasa dari film yang bertema luar biasa ini.Oh ya, sebelum credit title, nama dan deskripsi korban akan semakin menegaskan jika The Frozen Ground merupakan salah satu kasus pembunuhan berantai yang  teramat kejam.

3 comments:

  1. Banyak yang kasi review buruk buat nie film, jadi tambah ragu mau dijajal ..kapan-kapan aja deh baru di jajal haha

    ReplyDelete
  2. film ini ditonton kalo gak ada yg lebih buruk lagi aja, :)

    ReplyDelete
  3. haha, kayaknya aku sudah terlanjur nonton baru baca reviewnya ini.. boleh nimbrung komen yaa.. :D

    tema yang luar biasaaa... penggarapan yang seadanya, bikin komen yang keluar setelah menonton ini hanyalah "loh? sudah ya? cuman begitu?'

    terlalu bertele-tele di porsi kemunculan si pelacur belia, Cindy Paulson. Hensen yang jadi tokoh utama, justru nggak dapat porsi yang seimbang.
    keluarga hensen, kekejamannya, seolah-olah hanya dijadikan selipan.

    nggak tau lagi deh, ini komentar saya ya.. positif thinkingnya mungkin Scott Walker punya misi melindungi perasaan keluarga para korban dengan tidak mendetailkan adegan-adegan keji Hensen.. ^^

    ReplyDelete