28 September 2012

Underworld Awakening (2012)

Vengeance Returns

Hanya satu kata 'Kate Beckinsale'. Saya tak bisa membayangkan film ini tanpa adanya si cantik jelita ini. Film ketiganya saja, Underworld : Rise of the Lycans sempat flop gara-gara tidak ada Kate di dalamnya. Satu lagi, spesial efek juga memberi nilai tambah film ini. Saya katakan only Kate karena secara script/naskah/cerita, film ini sungguh dangkal.

Abduction (2011)

What if your entire life was a lie?

Seperti yang saya bayangkan sebelum nonton ini film. Hancur, itulah anggapan saya, dan itu terwujud. Siapa yang mewujudkannya, seorang Taylor Lautner. Lihat saja ekspresinya mulai awal sampai akhir film, nyaris ekspresi yang sama. Lihat saja saat berdialog dengan bintang lain macam Sigourney Weaver, kelihatan banget jomplangnya. Sayang sekali, sudah diberi kesempatan untuk menjadi one man show, tetapi disia-sia kan begitu saja.

Contagion (2011)

The world goes viral September 9.
Don't talk to anyone, Don't touch anyone. Nothing spreads like fear

Ini film bencana. Bukan bencana gunung meletus, gempa bumi ataupun tsunami. Ini adalah bencana penyakit, yang justru lebih mematikan dari bencana fisik yang sifatnya lokal. Bayangkan jika flu babi bisa menular dari manusia ke manusia. Seberapa cepat umat manusia akan musnah. Bintang-bintang besar semacam Matt Damon, Gwyneth Paltrow, Laurence Fishburne, Marion Cotillard, kate Winslett dan Jude Law bermain dalam porsi kecil dan tidak ada yang istimewa. Seperti Steven Soderbergh lakukan saat membesut Ocean's Eleven. Soderbergh dengan rapi menjlentrehkan film ini secara amat detil. Kita pun bisa merasa sebagai ilmuwan peneliti virus kalo lihat film ini. Bukan tontonan ringan memang, tetapi asyik untuk diikuti.

The Girl With The Dragon Tattoo (2011)

Evil shall with evil be expelled

Wow, ini film yang hebattoo. Awalnya memang berjalan lambat. Namun lambat laun alurnya mulai terisi dan terus terisi dengan perincian dan detil-detil yang mengasyikkan. Di sini, Daniel Craig tidak beraut seperti James Bond sama sekali (di Dream House, rupa DC masih beraut James Bond). Benar-benar beda DC di sini. Dia malah terlihat agak rapuh dengan kaca mata yang dipakainya. Dan jangan lupa, penampilan Rooney Mara yang woww....tentu saja brilliant dan mengasyikkan, memanjakan mata lelaki. Saya pikir ada dua twist di akhir cerita, twist ini dan twist itu. Waktu lebih dari dua jam tak akan terasa menikmati film ini. So, nikmatilah karena ini recommended. Note : Ini adalah film remake Swedia dengan judul yang sama

Dream House (2011)

Once upon a time, there were two little girls who lived in a house

Awalnya menarik dengan twist di tengah cerita. Tetapi setelah twist yang mengejutkan itu, semuanya berubah menjadi predictable. jadinya nggak seru lagi. Tapi Rachel Weisz masih tetap cantik di film ini.

27 September 2012

Wrath of The Titans (2012)

Feel The Wrath

Mungkin saya berpengharapan besar terhadap Wrath of the Titans. Nyatanya, saya malah berpikir kalo prequelnya, Clash of the Titans, justru malah lebih bagus. Tidak ada yang ditawarkan secara baru di film ini. Yang baru hanyalah makhluk-makhluk legenda Yunani kuno yang tak ada di prequelnya (Chimera, Cyclops, Minotaur, Kronos) dan tentunya tatanan rambut baru dari Perseus (Sam Worthington). Saya berpikir jika film ini malah lebih mengada-ada, bagaimana Minotaur begitu mudah dikalahkan Perseus dan akan lebih baik jika Kronos ditampilkan dalam wujud manusia, bukan raksasa api yang justru terkesan absurd dan cari aman, dia kan ayah Zeus - Poseidon - Hades. Kehadiran Andromeda (Rosamund Pike) sebagai love interest Perseus juga tak banyak menolong dan hanya sebagai tempelan saja. But overall, film ini masih bisa dinikmati. Mungkin saja akan ada sequelnya, dan saya berharap iya tapi tentunya dengan naskah yang lebih bagus.

Flash Point (2007)

They Made It Personal... He'll Make Them Pay

Film laga aktor Donnie Yen yang kesekian kalinya. Yang berbeda di Flash Point dibanding film Donnie Yen lain adalah penggunaan martial art gulat dan judo di dalamnya. Dengan teknik mengunci dan memiting, terasa beda aja melihat Donnie melakukannya. Berperan sebagai polisi bernama Jun Ma, Donnie bahu membahu bersama Wilson (Louis Koo) menghancurkan mafia narkoba yang dipimpin 3 bersaudara. Adegan akhir yakni pertarungan Donnie dengan Tony (Collin Chou) adalah adegan pamungkas film ini. Lama sekali mereka bertarung dengan teknik-teknik beladiri yang memukau, menjadikan ini film layak untuk ditonton.