Sangat suka melihat sineas korea dengan karya-karya nya. Tapi bagi
kebanyakan orang Indonesia, Korea hanya dikenal dengan romcomnya
terutama mini serinya. Produk romcom Korea memang sangat dikenal di
Indonesia. Bahkan bagi orang Indonesia, Korea identik dengan romcom.
Padahal tidak melulu romcom, mereka juga handal menggarap genre lain
mulai dari misteri hingga thriller. Tak peduli apakah itu asli,
adaptasi, ataupun remake, mereka mengeksekusinya dengan yahud. Tak
terkecuali dengan Cold Eyes yang merupakan remake dari Eye in The Sky,
sebuah film Hongkong garapan 2007 dengan bintang Toni Leung Kar Fai dan
Simon Yam.
Joo Ha Yoon (Han Hyo Joo) adalah seorang nubie yang baru saja masuk
satuan elit intelijen kepolisian Korea. Dia direkomendasikan oleh Hwang
(Sol Kyung Gu) setelah mengujinya langsung. Secara kebetulan Korea
sedang diguncang kasus perampokan yang pelakunya tak meninggalkan jejak.
Kasus pertama saja belum terselesaikan, sudah datang kasus kedua yang
sama-sama tak meninggalkan jejak.
Pihak intelijen menduga jika kasus tersebut dilakukan oleh orang
atau komplotan yang sama. Mereka sangat profesional sehingga untuk satu
kepingan jejak saja, pihak intelijen harus mati-matian membukanya.
Memanfaatkan pengalaman dan teknologi, satu kepingan kecil itu mulai
terbuka dan berujung pada James (Jung Woo Sun), seorang penjahat
profesional yang tak diketahui background nya. Mereka berpacu dengan
waktu agar James tak kabur ke luar negeri.
Han Hyo Joo |
Jujur, saya sama sekali belum melihat Eye in The Sky. So, tidak ada
perbandingan di sini. Namun bila melihat film ini saja, saya yakin Cold
Eyes setidaknya bisa mengimbangi atau bahkan sedikit lebih baik dari Eye
in The Sky yang banyak mendapat pujian itu. Awal film dibuka dengan
sajian yang melompat ke sana kemari. Sedikit membingungkan tetapi
pembukaan cerdas itu akan menggiring kita ke situasi yang sebenarnya.
Akhirnya kita akan tahu hendak dibawa ke mana film ini.
Di sini, Kota Cheongdam disulap menjadi arena pertempuran. Meski
scope nya tidak besar, namun Jo Ui Seok dan Kim Byung Seo mampu
mengeksplore nya menjadi lebih luas. Dengan kecerdasan dan kegesitan
kamera arahan Kim Byung Seo dan Yeo Kyung Bo, tiap sudut kota menjadi
hidup dengan pergerakan-pergerakan efektif yang membuat mata tak lelah
mengikuti. Semua scene nya juga bergerak efektif baik untuk humor,
drama, ataupun fighting scene nya.
Masih ingat bagaimana Noah Vossen dan Pamela Landy mengejar Bourne
melalui cctv dan agen-agennya. Begitulah Cold Eyes dalam scope kecil.
Tetapi di sini kita melihatnya dari sebagian besar sudut pandang si agen
dan sebagian kecil ruang control. Dan ingatkah bagaimana si Parka dalam
ATM bertindak, maka Cold Eyes juga punya sedikit itu.
Jung Woo Sun |
Sebagai aktor utama, Han Hyo Joo tampil baik. Ia tahu kapan harus
bermimik serius, imut, dan sedih. Ia memahami perannya dengan serius.
Aktor senior yang mendampinginya, Sol Kyung Gu, juga tak kalah baik nya.
Penampilannya membuat Cold Eyes makin hidup. Namun yang membikin Cold
Eyes menjadi tontonan menarik adalah Jung Woo Sung, aktor besar Korea
yang main di film blockbuster. A Moment to Remember; The Good,
The Bad, The Weird,; dan Reign of Assassins adalah A list nya. Meski berperan antagonis,
namun dia lah point sentral Cold Eyes.
Cold Eyes, remake yang cukup mengagumkan. Ending ceritanya mungkin
kurang kuat, tetapi secara keseluruhan Cold Eyes adalah sajian yang
memuaskan. Seperti dua tetes Trilogy Bourne dan seperempat
tetes ATM, begitulah Cold Eyes.
No comments:
Post a Comment