When enemies rise, when immortality ends, the ultimate battle begins |
Sebagai bagian dari X-Men, Wolverine merupakan spin-off yang paling
terkenal dan juga berhasil. Terkenal karena mempunyai penggemar fanatik
(including me) dan berhasil karena hanya Wolverine lah satu-satunya
spin-off X-Men yang dibuatkan film tersendiri. Pertama X-Men Origins :
Wolverine dan yang kedua yang paling baru, The Wolverine. Bila X-Men
Origins : Wolverine mendapat kritik tajam, what about the sequel ?
Setelah kematian Jean Grey (Famke Janssen), Logan (Hugh Jackman)
hidup dalam kegalauan yang teramat berat. Entah apa yang ia cari, jati
diri ataukah penebusan dosa karena merasa telah menewaskan Jean Grey.
Dalam kebimbangannya, Logan hidup menyendiri di tengah hutan berkawan
alam. Suatu hari, Yukio (Rila Fukushima), seorang berkebangsaan Jepang
memaksanya ikut dengannya. Yukio beralasan bahwa hal itu adalah perintah
majikannya, Yashida (Hal Yamanouchi).
Ternyata Yashida adalah orang yang pernah diselamatkan Logan dalam
perang dunia II. Di Jepang, Logan justru menemui banyak intrik yang
melibatkan yakuza. Selanjutnya, Logan terpaksa harus menyelamatkan cucu
Yashida, Mariko (Tao Okamoto), dari orang-orang yang tak jelas yang
mencoba membunuhnya. Dalam konflik tersebut, Logan harus berurusan
dengan seorang ninja, Harada (Will Yun Lee); mutan perempuan, Viper
(Svetlana Khodchenkova); ayah Mariko, Noburo (Brian Tee); dan Silver
Samurai. Mampukah Logan mengatasi itu semua di saat bersamaan kekuatan
mutannya tiba-tiba lenyap.
Cute Tao Okamoto |
Meski mendapat banyak kritik tajam, X-Men Origins : Wolverine masih
mendapat untung. Uang yang bicara tak membuat petinggi 20th Century Fox
berpikir dua kali untuk membuat sekuelnya. Hanya saja Gavin Hood tak
lagi membesut. sebagai gantinya dipilih James Mangold dengan harapan ada
warna baru bagi cerita si serigala ini. Dan memang Mangold memberikan
warna yang begitu berbeda bila dibandingkan prekuelnya. Bila pada film
pertama kekuatan mutan begitu ditonjolkan, pada sekuel ini semuanya
dijalankan begitu minimalis, begitu alami dengan meminimalkan bahkan
meniadakan kemutanan setiap tokohnya. Termasuk menyederhanakan judulnya,
just 'The Wolverine'.
Sebagai penggemar Wolverine, saya sebenarnya sangat suka dengan
X-Men Origins : Wolverine terutama hal ihwal Logan menyadari kekuatan
mutannya dan tubuh adamantiumnya. Setelah itu ceritanya memang terpental
ambyar ke sana sini. Di The Wolverine, Mangold melokalisir ceritanya ke
sebuah negara. Dan disitulah sang serigala dipaksa bertarung dalam
sangkar bernama Jepang. Perbedaan film pertama dan kedua memang seperti
membalik sudut 180 derajat. Bagi yang mengharapkan banyak action,
bersiaplah kecewa karena The Wolverine lebih kental pada sisi dramanya.
Memang tetap ada figt scene yang digarap cukup apik. Tetapi kuantitasnya
tidak seperti pada film pertamanya.
Pendramaan The Wolverine juga terlihat dari banyaknya mutan yang
ditampilkan. Bandingkan ada berapa banyak mutan di film pertama, dan
hitunglah berapa jumlah mutan di film kedua, so njomplang sekali bukan.
Setelah Batman, Iron Man 3, dan Superman, kini giliran Wolverine yang
dibuat secara manusiawi dengan menohok psikologi tokoh utamanya. Bahkan
Mangold dengan 'tega' menghancurkan apa yang menjadi ikon dan kebanggaan
Wolverine. Saya tak tahu bagaimana Mangold mengembalikan kebanggan itu.
Silver Samurai |
Yang pasti, Logan jadi sangat bermartabat di sini. Ia harus
merendahkan diri dengan menyelamatkan Mariko dengan kekuatannya sendiri.
Ia pun harus merasakan yang orang lain biasa merasakannya. Dan Logan
pun sempat merasakan bagaimana merasakan sebuah kondisi bernama 'tua'.
Logan menerima itu semua dengan keberhasilan pada imajinasinya yang
sudah tak berbayang-bayang lagi.
Sudah enam kali film bertema X-Men disuguhkan, dan enam kali pula
Hugh Jackman bertopeng Wolverine. Mengganti Hugh Jackman sepertinya
bukanlah sebuah keputusan yang bijak karena aktor asal Australia itu
sudah menyatu dengan sosok Logan. Dari semua karakter yang ada di The
Wolverine, saya tergiur dengan Tao Okamoto. Tergiur dengan kecantikannya
yang polos, alami dan, bersih. Siapa sangka ia sudah berumur 28
(awalnya saya pikir ia berumur belasan tahun, paling banter 22 tahun).
Bagi Tao Okamoto, ini adalah debut pertamanya bermain film. Awesome Tao
Okamoto.
Bila tak terburu-buru, janganlah beranjak dari tempat duduk anda
karena pada pertengahan credit title akan ada sedikit scene sebagai
petunjuk untuk X-Men : Days of Future Past.
Karakter favorit gw tu. Apapun dan bagaimanapun filmnya, gw tetap suka
ReplyDeleteKalau X-Men bisa balik lagi ke MArvel pasti bakal keren, bisa lihat wolverine ikut Avenger kayak di versi aslinya :)
ReplyDelete