Prepare for a heavy metal |
Menunggu memang membosankan. Bagi Aldrich Killian (Guy Pearce), selain membosankan, menunggu juga menyakitkan. Tapi siapa sangka momen menunggu di atap gedung itu justru membuat Killian bertransformasi menuju masa depan yang jenius.
Siapa Aldrich Killian dan siapa pula yang ditunggu. Killian adalah seorang jenius namun tak seberuntung Tony Stark (Robert Downey Jr) yang sedang ditunggunya. Pada 1999, Killian bela-belain ke Bern, Swiss, membawa idenya untuk menemui Tony dan berharap mau diajak bekerjasama. Namun Tony justru mengacuhkannya dan hanya memberi janji palsu 5 menit yang sangat diharapkannya.
Peristiwa menyakitkan 13 tahun silam tak mungkin dilupakan Killian yang di masa kini sudah sukses dengan Advanced Idea echanics (AIM). Dengan AIM, Killian sukses menciptakan extremist, suatu teknologi merekayasa otak. Sekali lagi, illian mencoba mendekati Stark Industries untuk diajak bekerjasama.
Namun kali ini, Killian tak semata mendekati Stark Industries, melainkan ke sosok Virginia 'Pepper' Pots
(Gwyneth Paltrow). Killian adalah teman SMA Pepper yang sejak dulu sampai sekarang jatuh hati ke pimpinan Stark Industries tersebut.
Sejak tak menjabat sebagai pimpinan Stark Industries, Tony sibuk bereksperimen dengan baju besinya. Tony terus menciptakan armor-armor baru sebagai pelampiasan gangguan susah tidur yang dideritanya. Playboy itu menderita gangguan idur serta menderita panik akut setelah peristiwa penyerbuan Chitauri di Manhattan, New York (The Avengers).
Broken suit armor |
Di lain situasi, seorang teroris bernama Mandarin (Ben Kingsley) meneror dunia. Dengan bom tak berbekas, Mandarin meledakkan kota-kota di dunia dengan tujuan akhir menghabisi presiden Amerika. Iron Patriot yang dulu bernama War Machine aka Kolonel James Rhodes (Don Cheadle) ditugaskan untuk mengurus Mandarin. Tony akhirnya terlibat dan berurusan dengan Mandarin karena Happy Hogan (Jon Favreau), salah satu pengawalnya, terkena ledakan bom yang dipasang anak buah Mandarin. Tanpa bantuan the Avengers, Tony harus berjuang sendirian mencari kebenaran.
Dari peredarannya di seluruh dunia, film pertama menghasilkan USD 585 juta. Film kedua menuai hasil yang
lebih besar lagi, USD 623 juta. Yakinlah, sekuel yang katanya merupakan yang terakhir ini bakal menuai hasil lebih fantastis nantinya.
Film pertama bercerita asal muasal terciptanya Iron Man. Sekuelnya memaparkan bagaimana iron man sudah mempunyai musuh. Dan film yang katanya pamungkas ini mencoba mengingatkan bahwa manusia tetaplah di balik segalannya, even he has a powerful suit armor. That's why I believe this sequel more powerful than the predesessor.
Adegan awal dimulai dengan scene yang kurang biasa. Pemaparan yang tak kita temui di dua film awal mungkin akan membuat kita bertanya 'Apa maksudnya ini?'. Ssstt...tak usah banyak cakap, lihat aja scene berikutnya. Yup, scene awal akan menjadi petunjuk selanjutnya untuk pertanyaan kenapa begini dan kenapa begitu.
Saya melihat banyak kejutan, not a twist, di dalam sekuel ini mulai dari awal hingga akhir. Saya tak mengira Toni akan memperlakukan Pepper seperti itu, so many armor, kerelaan Tony tak ber arc reactor lagi, hingga adegan kembang api itu. Begitu banyak kejutan di sini. Twist, hanya ada satu. Dan itu menjadikan fans berat iron man menyumpahi film ini habis-habisan. Saya yang bukan seorang fans boy enjoy-enjoy aja menikmatinya :).
Suit armor exhibition |
Di sini, Tony digambarkan lebih humanis. Bukan karena kerelaaan sendiri, tetapi karena keadaan. Tony bahkan lebih sering tak berarmor dan bertindak sebagai sosok manusia. Tetapi para penonton bakal diganjar dengan kemunculan banyak armor yang WOW (armor terakhir berkode Mark XLII, so bayangkan berapa armor yang bakal muncul). saya girang saat armor-armor itu muncul bak pameran.
Jika kalian berpikir bakal bosan dengan sosok Tony Stark, kesampingkan itu. Meski sifatnya masih sama, tetapi tetap ada sesuatu yang baru dari ilmuwan jenius tersebut, termasuk one liner jokes nya yang bisa saya samakan lucunya dengan milik Benji (MI:The Ghost Protocol). Rasanya sulit menggeser aktor ini sebagai manusia kaleng jikalau nantinya dia enggan berperan as a Tony Stark again.
Paltrow, Favreau, Cheadle yang berperan di film sebelumnya tetap solid dan lebih interaktif. Pearce as a villain juga mengimbangi. As Mandarin, Kingsley misterius dan menakutkan. But as a 'Mandarin', Kingsley membuat saya keki, tapi itu memang sudah tepat. Harley (Ty Simpkins) membetot perhatian dengan kegokilannya, termasuk saat ia memberikan arloji limited edition itu ke Tony. 'Because we're connected'.
Saya tak yakin iron man akan dihabiskan di sini. Produser mana yang matanya tak hijau melihat milyaran dolar berlalu di hadapannya. Semakin lama, iron man semakin bagus saja. Dan saya yakin penonton rela menunggu cukup lama untuk menyaksikan kelanjutannya. We'll hope so.
Oh ya, selain Dora, Hulk juga muncul di sini lho. Ada yang belum lihat ?