Dark secrets will come to light |
Selepas saga Twilight yang sudah 'enyah' dari muka bumi ini, Hollywood mencoba membuat peruntungan lain yang menyerupainya. Ada The Hunger Games, Warm Bodies, The Host dan yang terbaru Beautiful Creatures. Untuk judul terakhir, apakah mampu menyamai kepopuleran vampir-vampir galau tersebut, ataukah justru malah jeblok sedangkal akting Bella Swan dan kawan-kawan?. Let's see.
Ethan Wate (Alden Ehrenreich) adalah seorang ABG yang hidup di kota kecil Gatlin, South Carolina. Kesuraman, kesunyian dan membosankannya Gatlin membuat Ethan bercita-cita keluar dari kota itu selepas SMA. Suatu hari, seorang murid baru, Lena Duchannes (Alice Englert), hadir di kelas Ethan. Kecuali Ethan, semua murid mencemooh Lena hanya karena ia keponakan Macon Ravenwood (Jeremy Irons).
Macon sendiri adalah seorang aristokratik yang selalu menutup diri dari pergaulan sehingga warga Gatlin selalu menyangkutkannya dengan ajaran setan yang dianutnya. Bukan, Macon bukan setan, namun dia dan yang mempunyai hubungan darah dengannya dilimpahi kekuatan berlebih. Bila kita menyebutnya penyihir, maka Macon dan kaumnya menyebut diri mereka Caster.
Seorang Caster akan diklaim menjadi gelap atau putih jika ia sudah berumur 16 tahun. Hal itu pula yang membuat Lena yang akan berultah ke 16 khawatir karena ia adalah anak dari Sarafine (Emma Thompson), caster gelap terkuat saat ini. Terlebih Lena terus mendapat provokasi dari sepupunya, Ridley Duchannes (Emmy Rossum). Namun Ethan dan Amma (Viola Davis), seorang cenayang, terus menyokong dan mendukung pemulihan kepercayaan diri Lena agar menjadi Caster putih yang sudah menjadi nalurinya.
A truly Hot Kiss |
Saat melihat pertemuan keluarga di rumah Macon, saya melihat aura Twilight lagi. Maka tak salah jika Beautiful Creatures diciptakan untuk mengeruk pundi-pundi uang sebanyak mungkin dengan mengekor saga tersebut. Asumsi itu sangat berdasar karena Beautiful Creatures merupakan salah satu seri dari empat seri novel teenlit Caster Chronicles karangan Kami Garcia dan Margaret Stohl. Di Twilight ada hubungan manusia dan vampire, sementara di Beautiful Creatures yang berhubungan adalah manusia dan caster (witch).
Setali tiga uang dengan Twilight, aura buram, suram, dan gelap mewarnai hampir keseluruhan Beautiful Creatures. Senada dengan itu, scriptnya sebelas dua belas juga. Si manusia dengan kehidupannya, si caster masuk sekolah, larangan berhubungan, hingga konflik yang menyertai. Apakah Beautiful Creatures salah dengan mengekor kepopuleran Twilight. Tidak, film garapan Richard LaGravenese itu hanya sial saja dengan muncul setelah era twilight. Berkaca pada itu, mau tak mau film yang scriptnya juga ditulis sang sutradaranya sendiri ini harus mau dibandingkan.
I change you being a frog |
Hasilnya, dari segi script mungkin mirip. Tetapi dari segi kualitas, saya pikir Beautiful Creatures sedikit lebih baik dari novel karangan Stephenie Meyer itu. Saya tak bisa membayangkan akan jadi apa film ini jika tak ada nama-nama seperti Jeremy Irons, Emma Thompson ataupun Emmy Rossum. Meski hanya sebagai pewatak kelas dua di film ini, tetapi merekalah yang menghidupkan sisi gelap Beautiful Creatures. Namun, yang lebih mencerahkan lagi adalah Alden Ehrenreich.
Tak ada yang tak jatuh hati dengan akting pemuda 24 tahun ini. Awalnya saya pikir ia lebay, tetapi lambat laun saya sadar jika memang itu yang harus ia lakukan. Akting periang dan tawanya yang khas membuat perannya menjadi lebih hidup. Untuk Alice Englert yang menjadi love interset Alden, saya tak bisa bilang aktingnya buruk. Alice cukup baik memainkan perannya meski kurang maksimal. Kalau pada sekuel berikutnya ia tak meningkatkan performanya, mungkin Alice akan disamakan dengan Kristen Stewart yang nyaris tak berubah mulai dari Twilight edisi pertama hingga terakhir.
Well, uang lah yang pada akhirnya berbicara. Kita lihat saja. Jika Beautiful Creatures untung atau setidaknya tak menimbulkan rugi, besar kemungkinan ia akan dibuat sekuelnya.