The epic finale that will live forever |
Twihards : Yaaahhh, sudah berakhir
Twihaters : Yeaahhh, berakhir sudah
Film ke-5 dengan embel-embel Breaking Dawn part 2 mengakhiri franchise cukup panjang saga ini. Semuanya menghela napas saat film adaptasi novel dengan judul sama karangan Stephenie Meyer ini selesai. Banyak yang menghela napas sedih dengan mata berkaca-kaca, dan cukup banyak juga yang menghela napas lega dengan raut muka cerah seakan terbebas dari beban. Dua kalimat pembuka saya pikir sudah mewakili helaan napas itu. He he.
Setelah hampir tewas saat melahirkan anak di BD part 1, Bella Swan (Kristen Stewart) terlahir kembali. Bukan sebagai manusia tetapi sebagai vampire yang sudah menjadi pasangan hidup Edward Cullen (Robert Pattinson). Terlahir sebagai vampir membuat Bella merasa makin hidup. Percampuran darah vampire manusia menjadikan Bella lebih kuat, bahkan dari Edward sekalipun.
Kebahagiaan pasangan vampire muda itu lengkap dengan adanya Renesmee (Mackenzie Foy), anak mereka yang awalnya diasuh si werewolf, Jacob Black (Taylor Lautner). Tetapi Renesmee pula yang menjadi sumber masalah. Mengira Renesmee adalah anak yang abadi, Irina (Maggie Grace), vampire dari keluarga Denali yang tak suka dengan keluarga Cullen, melapor ke Volturi, kelompok vampire asal Italia yang paling powerful. Volturi akan selalu membinasakan anak abadi yang berpotensi menghancurkan klan mereka. Dalam aturan vampire yang dibuat mereka, anak abadi adalah melanggar hukum.
Terpaksalah keluarga Cullen harus mengumpulkan saksi-saksi (tentu saja saksi vampire) yang menyatakan bahwa Renesmee bukanlah immortal. Terkumpulah belasan saksi dari berbagai belahan dunia. Saksi itu seperti X-Men saja, mereka mempunyai kemampuan masing-masing. Cullen family bertaruh apakah akan terjadi pertempuran atau tidak karena Volturi benci kepada Cullen. Pemimpin Volturi, Aro, akan mencari berbagai alasan agar keluarga Cullen bisa dihabisi.
Angin yang berhembus di sana mengatakan jika Twilight adalah film lebay. Hembusan angin itu saya amini. Di Twilight BD 2 ini, yang bisa saya tonton hanya sedikit adegan pertempuran dan twistnya saja. Selebihnya, saya hanya melihat kehampaan dan kekosongan saja. Kemonotonan itu diperparah dengan akting 3 bintang utamanya yang tidak berubah sejak film pertama.
Terbaik dari yang terburuk adalah R-Patz. Saya akui Taylor lebih baik di sini daripada Abduction nya yang begitu menyedihkan (tapi tetap aja buruk). Dan yang tak berkembang adalah K-Stew yang terus mengandalkan jurus mulut menganga (ngeweh) nya. Ingin sekali saya menutup mulut itu setiap dia ngeweh. Apalagi saat adegan dia ngomong Loch Ness dan menghancurkan batu itu, Oh my God, saya hanya bisa bilang sabar....sabar (karna kamu cantik K). Bahkan akting 2 vampire Rusia, Stefan (Guri Weinberg) dan Vladimir (Noel Fisher) lebih baik dari mereka.
Penikmat Twilight BD 2 seyogyanya harus berterima kasih kepada Aro (Michael Sheen). Dia lah yang menghidupkan seluruh dialog dan keseluruhan cerita. Lihatlah bagaimana atmosphere meningkat begitu Aro sudah bicara. Lihatlah juga saat Michael bertemu Renesmee. Michael, you're the great. Jane (Dakota Fanning) juga muncul di sini. Hanya saja dia tak bisa berbicara banyak karena keterbatasan perannya.
Soal CGI, nggak bagus-bagus amat kalo tidak boleh disebut buruk. Contohnya ada pada Renesmee kecil. Iya apa iya ? Srigala nya juga banyak yang bilang kurang halus, mirip hewan di Ice Age yang masih kelihatan animasinya.
Yang terbaik dari terburuk pastilah ada. Dan juaranya adalah the twist. Saya juga tak menyangka akan ada twist seperti itu. Konon, twist seperti itu tak ada dalam novelnya. Entahlah, saya juga belum pernah membaca novel nya yang konon juga lebih menyebalkan daripada filmnya.
However, ini adalah film penutup diantara rangkaian cukup panjang saga anak muda. Saya tetap menghormati keseluruhan saga ini. Penghormatan itu pula yang dilakukan film ini dengan menghadirkan seluruh cast mulai Twilight hingga Twilight BD 2. Alunan A Thousand Years dari Christina Perry dan Steve Kezee menambah syahdu penghormatan itu. Dari kelima film Twilight, Twilight BD 2 yang terbaik meski masih sangat jauh dari sempurna.
Twihaters : Yeaahhh, berakhir sudah
Film ke-5 dengan embel-embel Breaking Dawn part 2 mengakhiri franchise cukup panjang saga ini. Semuanya menghela napas saat film adaptasi novel dengan judul sama karangan Stephenie Meyer ini selesai. Banyak yang menghela napas sedih dengan mata berkaca-kaca, dan cukup banyak juga yang menghela napas lega dengan raut muka cerah seakan terbebas dari beban. Dua kalimat pembuka saya pikir sudah mewakili helaan napas itu. He he.
Setelah hampir tewas saat melahirkan anak di BD part 1, Bella Swan (Kristen Stewart) terlahir kembali. Bukan sebagai manusia tetapi sebagai vampire yang sudah menjadi pasangan hidup Edward Cullen (Robert Pattinson). Terlahir sebagai vampir membuat Bella merasa makin hidup. Percampuran darah vampire manusia menjadikan Bella lebih kuat, bahkan dari Edward sekalipun.
Kebahagiaan pasangan vampire muda itu lengkap dengan adanya Renesmee (Mackenzie Foy), anak mereka yang awalnya diasuh si werewolf, Jacob Black (Taylor Lautner). Tetapi Renesmee pula yang menjadi sumber masalah. Mengira Renesmee adalah anak yang abadi, Irina (Maggie Grace), vampire dari keluarga Denali yang tak suka dengan keluarga Cullen, melapor ke Volturi, kelompok vampire asal Italia yang paling powerful. Volturi akan selalu membinasakan anak abadi yang berpotensi menghancurkan klan mereka. Dalam aturan vampire yang dibuat mereka, anak abadi adalah melanggar hukum.
Terpaksalah keluarga Cullen harus mengumpulkan saksi-saksi (tentu saja saksi vampire) yang menyatakan bahwa Renesmee bukanlah immortal. Terkumpulah belasan saksi dari berbagai belahan dunia. Saksi itu seperti X-Men saja, mereka mempunyai kemampuan masing-masing. Cullen family bertaruh apakah akan terjadi pertempuran atau tidak karena Volturi benci kepada Cullen. Pemimpin Volturi, Aro, akan mencari berbagai alasan agar keluarga Cullen bisa dihabisi.
Angin yang berhembus di sana mengatakan jika Twilight adalah film lebay. Hembusan angin itu saya amini. Di Twilight BD 2 ini, yang bisa saya tonton hanya sedikit adegan pertempuran dan twistnya saja. Selebihnya, saya hanya melihat kehampaan dan kekosongan saja. Kemonotonan itu diperparah dengan akting 3 bintang utamanya yang tidak berubah sejak film pertama.
Terbaik dari yang terburuk adalah R-Patz. Saya akui Taylor lebih baik di sini daripada Abduction nya yang begitu menyedihkan (tapi tetap aja buruk). Dan yang tak berkembang adalah K-Stew yang terus mengandalkan jurus mulut menganga (ngeweh) nya. Ingin sekali saya menutup mulut itu setiap dia ngeweh. Apalagi saat adegan dia ngomong Loch Ness dan menghancurkan batu itu, Oh my God, saya hanya bisa bilang sabar....sabar (karna kamu cantik K). Bahkan akting 2 vampire Rusia, Stefan (Guri Weinberg) dan Vladimir (Noel Fisher) lebih baik dari mereka.
Penikmat Twilight BD 2 seyogyanya harus berterima kasih kepada Aro (Michael Sheen). Dia lah yang menghidupkan seluruh dialog dan keseluruhan cerita. Lihatlah bagaimana atmosphere meningkat begitu Aro sudah bicara. Lihatlah juga saat Michael bertemu Renesmee. Michael, you're the great. Jane (Dakota Fanning) juga muncul di sini. Hanya saja dia tak bisa berbicara banyak karena keterbatasan perannya.
Soal CGI, nggak bagus-bagus amat kalo tidak boleh disebut buruk. Contohnya ada pada Renesmee kecil. Iya apa iya ? Srigala nya juga banyak yang bilang kurang halus, mirip hewan di Ice Age yang masih kelihatan animasinya.
Yang terbaik dari terburuk pastilah ada. Dan juaranya adalah the twist. Saya juga tak menyangka akan ada twist seperti itu. Konon, twist seperti itu tak ada dalam novelnya. Entahlah, saya juga belum pernah membaca novel nya yang konon juga lebih menyebalkan daripada filmnya.
However, ini adalah film penutup diantara rangkaian cukup panjang saga anak muda. Saya tetap menghormati keseluruhan saga ini. Penghormatan itu pula yang dilakukan film ini dengan menghadirkan seluruh cast mulai Twilight hingga Twilight BD 2. Alunan A Thousand Years dari Christina Perry dan Steve Kezee menambah syahdu penghormatan itu. Dari kelima film Twilight, Twilight BD 2 yang terbaik meski masih sangat jauh dari sempurna.
No comments:
Post a Comment