25 September 2012

John Carter (2012)

Lost in Our World. Found in Another

Secara visual, film produksi Disney ini sungguh bagus dengan makhluk-makhluk animasi ala Avatar yang sangat hidup. Lihatlah bagaimana Thark, sebuah makhluk setinggi 9 kaki bertangan empat, bisa dengan luwesnya bergerak secara sempurna. Atau makhluk kera putih bertaring yang akan membantai Taylor Kitsch dan Tars Tarkas. Belum lagi setting dunia Barsoom aka Mars dengan alam dan bangunan-bangunannya yang aneh. 

Sayangnya, keindahan visual CGI John Carter tidak diimbangi dengan naskah cerita yang mumpuni. Dengan durasi 132 menit, seharusnya film berbujet USD 250 ini bisa mengeksplore karakter-karakter di dalamnya serta membangun chemistry antar pelakunya. Tidak jelek memang, bahkan saya pikir ceritanya bisa tertutupi dengan animasi visualnya yang nampak riil. Tetapi banyak yang tidak setuju, terbukti dengan jebloknya pendapatan John Carter. Bahkan proyek John Carter ini menjadi proyek paling rugi yang pernah dialami Disney, bayangkan ruginya mencapai USD 200 juta atau Rp 1,8 trilyun.

Flowers of War (2011)



Kehinaan bila dibenturkan dengan kesucian dan dibalut dengan pengorbanan serta sifat pasrah bakalan menghasilkan sesuatu yang menghentak dan mengharu biru. Dan itu bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh Zhang Yimou dalam karyanya ini. 

The Amazing Spiderman (2012)

The Untold Story Begins

Ini film baru. Ini reboot, bukan prekuel atau sekuel. So, kalau bisa jangan dibandingkan dengan tiga seri Spiderman buatan Sam Raimi. Susah ya, memang susah sih. Bedanya dibanding film nya si Sam, film bocah Kolomonggo
besutan Marc Webb ini memang lebih setia pada pakem komiknya. 

Coriolanus (2011)

Nature Teaches Beasts to Know Their Friends

Coriolanus (2011) - Apa yang terjadi jika sebuah pementasan teater dijadikan sebuah film. Ya, Coriolanus jawabannya. Di sepanjang film ini syaraf telinga penonton akan dipaksa mendengarkan kata-kata, kalimat-kalimat yang old fashioned berirama sajak nan puitis. Aslinya, Coriolanus memanglah karya lawas seorang William Shakespeare. Dan aslinya juga Coriolanus berbackground suasana zaman Romawi.

Tetapi Ralph Fiennes sebagai sutradara memindahkan latar itu ke zaman modern, yang saya pikir kurang cocok khususnya soal perang antar negara. Untunglah itu semua tertutupi oleh akting seorang Fiennes. Tak ada yang meragukan akting 'Lord Voldermort' di film ini. Dengan mimik so serius dan kata-kata tajam (sesekali secara tak sengaja ludahnya tersemprot), Fiennes lah bintangnya. Gerald Butler sebagai lawan mainnya pun tenggelam perlahan-lahan.

Meski di posternya tergambarkan situasi perang, tetapi ini bukan film perang, sama sekali bukan. Bagi sebagian orang, ini film membosankan dan sungguh berat. Advise me.

Livid (2011)



Ini adalah horor yang sudah lama saya tunggu. Semenjak  baca trailernya, sungguh tertarik dan antusias mau donlot film Prancis ini. Tapi apa daya, saat itu harus puas baca sinopsisnya yang super  seram itu namun link donlotnya masih di awang-awang. Seolah terlupakan, tiba-tiba otak ini teringat lagi. Searching lagi, dan  akhirnya nemu link nya dengan susah payah di tengah banyaknya link  yang didelete.

Cukup puas lihatnya. Horor yang ditampilkan saya pikir sungguh lembut  kalau tidak boleh disebut seram. Misteri-misteri yang awalnya disembuyikan akhirnya perlahan-lahan terkuak. ‘Hantu’ yang ditampilkan  di film sepanjang 88 menit ini termasuk seram. Kalau lihat film horor, saya ini penakut, makanya semua hantu saya bilang seram. Tapi di dunia  sebenarnya saya termasuk berani. Mending ketemu makhluk halus ketimbang ketemu makhluk kasar.

Sayangnya, ending pada Livid bisa dibilang absurd. Sepertinya  endingnya anti klimaks. Mungkin penonton akan bingung dan mengernyitkan dahi saat melihat ending yang tidak jelas itu. Tidak  usah lah bingung, nikmati saja keseraman penari balet tersebut.

My Way (2011)

In a world at war, my enemy is my salvation

‘Jalan Saya’ ini adalah saudara dari Taegukgi (Brotherhood of War) karena dibuat oleh sutradara yang sama , Kang Je Gyu. Je Gyu juga membawa aktor kesayangannya, Jang Dong Gun, sebagai aktor utama seperti dia membintangi Taegukgi, juga sebagai aktor utama. Tetapi My Way satu tingkat lebih besar di atas saudaranya tersebut dalam hal biaya, set dan pemain. Dengan dana 30 miliar won, pemain dari berbagai negara, shooting di 5 negara (Korea, Cina, Prancis, Rusia dan Latvia), menggunakan 5 bahasa (Korea, Jepang, Rusia, Jerman, Inggris dan Cina) dan penggunaan CGI yang lebih canggih, My Way memang tampak sangat besar.

Tetapi tunggu dulu, dalam hal cerita saya pikir Taegukgi lebih enak dicerna karena lebih mempunyai tujuan dan tidak bertele-tele meski sama-sama berdurasi lebih dari 2 jam. Namun dari segi teknis dan tampilan, My Way unggul jauh dari Taegukgi. Bagaimana My Way menghadirkan secara apik dan detil setting pertempuran sekelas D-Day at Normandy, begitu frontalnya My Way saat memperlihatkan bagaimana sedadu-serdadu terlindas tank, bagaimana para tentara tertembak,  terbunuh dan teronggok di kubangan darah yang menggenang. Karena penggemar film perang, saya enjoy menikmati itu.

Bila diibaratkan, sampul My Way jelas lebih bagus, indah dan berkelas ketimbang sampul Taegukgi.

Lock Stock And Two Smoking Barrels (1998)

A Disgrace to Criminals Everywhere

Asyik sekali nonton film ini. Begitu sederhana tetapi sungguh ‘canggih’dan berbeda. Awalnya memang agak bingung karena rada absurd, nggak tahu apa yang mau disampaikan (tapi suka lihat seorang Jason Statham jadi penjual di pasar maling). Dan ternyata Statham bisa ngomong juga, tak kirain cuma bisa mukul ama nendang aja. Ngelantur, balik ke film ya. Laksana salju yang perlahan-lahan mulai mencair di awal musim semi, film yang disutradarai Guy Ritchie ini mulai mengalir pelan ke bentuk yang sebenarnya. Kita jadi bisa tahu apa maksud keempat sahabat itu saat memutuskan bertanding judi dengan uang yang dengan susah payah mereka kumpulkan.

The Hunger Games (2012)

The Games Will Change Everyone. The World Will Be Watching. May the Odds be Ever in your Favor


Awalnya saya nggak ngeh dengan film ini yang katanya bakal menarik, besar dan akbar. Setelahnya saya tahu jika The Hunger Games merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama yang populer di Amrik sono. Novelini adalah teenlit yang dibuat 3 seri (trilogi). Jika di novelnya dikatakan ceritanya hebat, what about the film ?

The Double (2011)

Keep Your Enemies Close

Sebenarnya mempunyai potensi yang bagus untuk menjadi tontonan yang apik. Sayangnya eksekusi yang dilakukan sang sutradara, Michael Brandt, berjalan tidak sempurna. Twist yang terlalu awal dan twist yang cukup mengejutkan tidak mampu membuat The Double tampil memukau.

Lockout (2012)

Take No Prisoners


Saya suka dengan one liner joke. Dan itulah kenapa saya menyukai Lockout. Tetapi mungkin hanya sebatas itu. Karena selebihnya saya biasa saja menonton film ini. Lockout semacam film yang mudah diingat dan mudah dilupakan. Oh ya, one liner joke banyak mengisi scene Lockout karena ada Snow (Guy Pearce), seorang agen yang terancam penjara 30 tahun karena dituduh membunuh atasannya yang juga seorang agen. Sepanjang film ini, saya dipaksa tersenyum mendengar celetukannya.

Silent House (2011)

Experience 88 minutes of real fear captured in real time

Remake dari La Casa Muda yang jika diterjemahkan ke bahasa Inggris artinya memanglah Silent House. Karena remake, maka 90 % idenya meniru mentah-mentah film aslinya termasuk dishoot real time itu. Dan karena remake pula, like or dislike kita harus membandingkan film ini dengan film aslinya.

The Cabin In The Woods (2012)

You Think You Know the Story, Think Again

Menyesal juga sempat melihat trailer film ini. Jadinya ilfil saat lihat filmnya. Bercerita tentang 5 mahasiswa yang plesir ke sebuah kabin tua di tengah hutan. Sesampai di sana mereka mendapat kejutan yang melebihi ekspektasi hingga merenggut satu persatu nyawa. Saya suka film horor, tetapi horor yang murni. Jikapun tidak murni, berilah saya twist yang menjelaskan ketidakmurnian itu. Dan The Cabin In The Woods bukanlah termasuk yang murni itu. Sejak awal, saya tahu jika ini bukan horor.

24 September 2012

La Casa Muda (2012)

Real Fear In Real Time

Hanya membutuhkan 3 pemain dan 4 hari syuting, La Casa Muda unjuk gigi. Dengan embel-embel dishoot secara real time tanpa terputus (78 menit dari 86 menit adegannya dishoot real time tanpa cut), La Casa Muda berani menampilkan pakem horor yang tidak biasanya. Di sini kita seakan menjadi teman di samping seorang Laura (Florencia Colucci) yang menelusuri gelapnya rumah yang seharusnya ia dan ayahnya harus perbaiki.

The Avengers (2012)

Assemble

Awalnya berpikir kalau film superhero ceritanya ya begitu-begitu saja. Ternyata Joss Whedon membalik semua anggapan itu (thanks to him). The Avengers mempunyai porsi akting yang sesuai untuk masing-masing karakternya, termasuk Loki, the villain. Pada awalnya Iron Man mendominasi tetapi pada akhirnya semua mendapat porsi masing-masing terutama Hulk yang sangat mencuri perhatian di akhir-akhir cerita.

1911 (2011)

Fall of the Last Empire
Ada dua yang saya suka dalam film ini. Lanskap yang ditampilkan secara indah dan kalimat-kalimat cerdas dari Sun Yat Sen. Winston Chao menghayati betul perannya sebagai bapak demokrasi Cina itu. Meski jadi aktor utama, tetapi point of interest sepertinya tidak ada pada diri Jackie Chan. Penonton yang mengharapkan aksi bela diri kungfu mungkin akan kecewa karena Jackie tidak menampilkan keahliannya di film ini. Apa memang Jackie sudah mulai memilah film ya, atau memang dia ingin bermain di film yang tidak mempertontonkan keahliannya dan lebih memilih yang mempertontonkan aktingnya. Entahlah, yang pasti ini adalah film ke 100 Jackie, dan film ini juga didedikasikan untuk peringatan 100 tahun revolusi Cina (Xinhai) yang meruntuhkan kekuasaan monarki absolut di negeri naga tersebut.

Mission Impossible : The Ghost Protocol (2012)

No Plan. No Backup. No Choice
Di luar ekspektasi, kalau tahu segini bagusnya, seharusnya harus nonton di awal-awal film ini diputar. Tak berlebihan memang, film MI4 ini relevan atau berbanding lurus dengan trailernya. Tak hanya adegan aksinya yang mengagumkan, jalan ceritanya pun padat dan berbobot. Belum lagi ditambah gadget-gadget yang wow…belum terpikirkan oleh kita. Istana musim panas Kremlin yang hancur, merayap like Spiderman di Burj Khalifa, India dan aksi-aksi di jalanan membuat kita merasakan penderitaan dan capeknya dengan Tom Cruise (Ethan Hunt). Untunglah ada Simon Pegg (Benji) yang dengan guyonan one liner joke nya laksana menyiramkan air di tengah ketersengal-sengalan dan keterperangahan kita. A good script, a good action, a good gadget, a good movie. Film aksi terbaik tahun ini.

Battleship (2012)

The Battle for Earth Begins at Sea
Bagi yang nggak mikir, film ini asyik banget. Bagi yang mikir, aduh, film ini buat dahi berkerut berkali-kali. Selain sisi penceritaan yang sungguh lemah, spesial efek dengan kondisi asli mbok ya disinkronkan. Masa pesawat Alien segede itu pas jatuh ke laut dan bikin gelombang tinggi, perahu karet di dekatnya nggak terhempas.

Atau pas ada ledakan, jangankan terkena serpihan ledakan, aktor aktris di dekatnya ngerasa panas aja enggak. Apalagi perang dengan USS Missouri, kayaknya nggak masuk logika dah perang dengan kapal yang dijadikan museum 10 tahun dan masih dilengkapi senjata. Tapi kalau berbicara soal spesial efek dan segala rupa robotnya, film ini OK.  Se OK robot-robot transformer.

Alien nya OK juga sih, tapi mbok ya jangan seperti itu. Masa Alien takut kena sinar matahari (Vampire Alien kali ya), ato senjata Alien yang cuma satu jenis yang muter 180 derajat pun kagak bisa. Pastinya tontonan ini menghibur seperti Rihanna yang mempermanis film ini.

23 September 2012

Shattered Glass (2003)

He'd do anything to get a great story.
Kisah nyata seorang jurnalis muda, Stephen Glass, yang berambisi mendapatkan Pulitzer, penghargaan tertinggi dalam bidang jurnalistik. Bukan dengan kerja keras, Glass malah menciptakan kefiksian yang nyata untuk ambisinya tersebut. Kefiksiannya itu ia buat pada pertengahan tahun 90 an saat ia berumur 24 tahun.

21 September 2012

Con Air (1998)

One Wrong Flight Can Ruin Your Whole Day
Suami mana yang tak berang jika istrinya diganggu orang lain. Karena itulah, Cameron Poe (Nicholas cage), terpaksa membunuh salah seorang dari 3 orang yang menggoda istrinya, Tricia Poe (Monica Potter). Karena itu pula lah pula mantan pasukan elit Ranger dari Angkatan Darat AS itu harus menerima ganjarannya, 8 tahun penjara. Padahal saat itu istrinya sedang hamil.


CJ7 (2008)

It's Out of This World
Adegan dimulai dengan Dicky (Xu Jiao) yang sedang berjalan hendak menuju kelasnya di sebuah sekolah elit, tiba-tiba dimarahi oleh seorang guru. Guru tersebut mempertanyakan wajahnya yang tampak kotor. Untunglah seorang guru wanita yang sungguh cantik, Miss Yuen (Kitty Zhang Yuqi) segera menengahinya sambil mengelap kotoran yang melekat di wajah Dicky. Alasan lusuh dan kotornya Dicky segera terjawab saat adegan berikutnya menggambarkan ayah Dicky, Ti (Stephen Chow), ternyata adalah seorang kuli bangunan yang sedang bekerja di sebuah proyek.

Mohon Izin, Amatiran Mau Ngreview

Mohon izin, dari blog ini mungkin nantinya saya akan menelurkan sebuah dan berbuah-buah review film. Tentu saja review dari film yang sudah saya tonton. Saya pikir, sayang banget ato kalo orang Jawa bilang eman-eman bila kita hanya menonton film saja tanpa meninggalkan jejaknya. Review saya pikir merupakan sebuah pengejawantahan diri (ceile) dari usaha keras kita menonton sebuah film. Ato bahasa singkatnya, biar kita gak lupa kalo udah pernah nonton film ini, film itu.

Untuk awalnya, review ini mungkin akan sangat berlepotan. Secara saya sudah lama gak ngutak-ngatik blog. Blog pribadi saya cebongan.blogdetik.com juga udah lama berlumut, dibuka aja tanpa pernah dibersihkan (posting). Untuk awal, yang akan saya gulirkan adalah review-review yang sudah pernah saya tulis dan saya posting di wall facebook saya. Review nya pendek, singkat dan amatir. Semoga ke depannya, review saya bisa lebih baik. Itu artinya akan ada penambahan kualitas-kualitas lain di dalamnya. Setiap ada penambahan baru, Insya Allah akan saya sampaikan lewat notes-notes yang lain. Doakan saja tidak ada kemalasaan saat merawat blog yang menurut saya sangat berharga ini. Last but not least, review ini adalah dari sudut pandang saya pribadi. So, jikalau sebuah film bagus menurut saya, belum tentu bagus menurut anda. Review ini adalah subyektif. Bagi yang nggak puas, silahkan berkomentar di kolom yang sudah disediakan.

Let’s Get It On !!!!!