27 January 2014

Special ID (2013)



Setelah membintangi dua film Ip Man, Donnie Yen adalah aktor laga yang paling diperhitungkan dan paling dicari. Penampilan apiknya sebagai master Wing Chun cepat membuatnya naik daun. Kemudian The Lost Bladesman masih menjaga kharismanya. Sebagai Guan Yu, Donnie masih menampilkan koreografinya yang apik. So, ketika Special ID diumumkan, saya termasuk salah satu yang menanti penampilannya. Posternya yang cukup apik sepertinya menjadi tanda kehebatannya sekali lagi. Benarkah demikian? 

Karena tindakannya yang brutal sewaktu jadi polisi, Chen Zilong (Donnie Yen) ditugaskan secara undercover. Dia menyamar dan masuk ke triad yang menguasai Hongkong. Selama bertahun-tahun menyamar, Zilong sudah mendapat jabatan yang cukup disegani. Hanya saja ia juga masih mempunyai atasan di organisasi triad tempat ia bernaung. Sebetulnya Zilong sudah bosan menyamar. Ia ingin kembali menjadi polisi.

06 January 2014

The Way Way Back (2013)

We've All Been There

Apakah introvert merupakan suatu penyakit? Mungkin saja. Apakah introvert adalah bawaan? Belum tentu. Yang pasti, sifat menutup diri tersebut amat sangat dapat disembuhkan. Bukan dengan obat tentunya melainkan dengan membuka hati yang tengah tertutup tersebut. Siapakah yang bisa membukanya? tentu saja diri sendiri dengan bantuan dorongan dari orang yang terdekat yang bisa dipercaya.

Duncan (Liam James) bepergian bersama ibunya, Pam (Toni Collette), di dalam sebuah mobil Buick milik Trent (Steve Carell), pacar ibunya yang bakal jadi ayah tirinya. Di dalam mobil juga ada Steph (Zoe Levin), anak Trent. Selama libur musim panas ini, mereka hendak menuju rumah pantai milik Trent di Cape Cod. Suara Trent tiba-tiba memecah hening di mobil. Trent ingin Duncan mengukur dirinya sendiri dengan skala 1-10. Duncan berkata 6, tetapi Trent hanya memberi nilai 3.

03 January 2014

Oldboy (2003)

15 years of imprisonment, five days of vengeance

Balas dendam adalah salah satu cara menyembuhkan luka mental. Tetapi apakah balas dendam pasti bisa menyelesaikan semua masalah? Apakah tidak ada cara yang lebih baik? Dan apakah si pembalas dendam juga tidak punya dosa apapun sehingga dia menghalalkan aksinya? Oh, belum tentu. Semestinya kita memang harus berkaca lebih dalam hanya untuk sekadar membalas dendam. Tema revenge inilah yang melatarbelakangi Oldboy, sebuah film Korea berangka tahun 2003 yang saya tahu banget sangat direkomendasikan tetapi baru kali ini saya bisa menontonnya.

Oh Dae Su (Choi Min Sik) dibawa ke kantor polisi karena membikin keributan saat ia sedang mabuk. Di kantor polisi, Dae Su tak berhenti nyerocos sebelum akhirnya ia dibebaskan oleh temannya. Saat sedang menelepon putrinya yang sedang berulang tahun, Dae Su tiba-tiba menghilang. Ketika bangun, Dae Su sudah berada di sebuah tempat asing, sebuah kamar yang bukan kamarnya. Hanya ditemani sebuah televisi, Dae Su menghabiskan 15 tahun di dalam kamar terkutuk itu.

01 January 2014

Happy New year



Dengan bertambahnya tahun, bertambah pula satu baris archive di kolom kiri blog ini. Selama tahun 2013, tak banyak kontribusi yang saya berikan ke wismacinema. Hanya ada 69 postingan, 65 review film dan 4 tulisan biasa. Masih jauh jika dibandingkan dengan para movie blogger senior dan pro baik dalam segi kualitas dan kuantitas.

Bahkan saya pun tak mampu merangkum summary tentang film apa yang terbaik, terjelek terindah, terngehe, terseram, dan ter.. ter... lainnya. Selain memang tak mengindex film apa saja yang pernah ditonton, saya juga tak teratur dalam hal menonton film. Jujur, waktu dan duit adalah dua dari sejumlah hambatan nonton film.

Kalo nonton film hasil donlot, nontonnya mesti harus tengah malam (minimal jam 22.00), nunggu anak istri tidur dulu. Itu pun nggak selalu beruntung. Biasanya sih ngantuk di tengah-tengah film. Saya juga kebanyakan pulang kerja malam, so kalo badan ini udah capek dan mata udah sepet, udah gak mampu lagi dan niatnya udah jadi niat tidur.   

Kalo nonton di bioskop biasanya tergantung ama waktu dan duit. Saya nonton bioskop kebanyakan saat jam kerja. Kurang bisa kalo nonton bioskop di luar jam kerja. Saat nonton pun, kalau ada panggilan mendadak, ya harus merelakan keluar bioskop. Pas ada duit, pas gak ada waktu buat nonton. Tapi pas ada waktu buat nonton, pas duit ini tinggal yang bergambar Pattimura.

Seperti kelakuan para anggota dewan, saya hanya bisa berjanji di tahun 2014 ini untuk lebih memanage jadwal film. Akan lebih disiplin mengindex, disiplin menonton, dan disiplin juga mereview. Tapi percayalah, dengan profesi yang sekarang saya punyai, ngeblog itu adalah sesuatu yang sungguh berat. Tapi saya akan tetap berusaha. Semoga angka di archive nanti menginjak dua digit. Semoga juga sudah bisa membuat summary di akhir tahun 2014 nanti.

31 December 2013

Insidious: Chapter 2 (2013)



Insidious adalah salah satu fenomena di genre horor. Dengan bujet kecil, tidak diperhitungkan, dan minim aktor kelas A, Insidious berhasil masuk dunia astral dan kembali ke dunia nyata dengan hasil box office, kritik positif, dan artisnya mulai dan kembali mendapat nama. Saya sendiri tak sengaja menonton Insidous. Tanpa ada rekomenasi dari siapapun, saya lepas aja menonton Ty Simpkins menjelajahi dunia arwah. Dan ternyata itu mengasyikkan. Keasyikan ini rupanya juga menghinggapi sang produser Jason Blum untuk meneruskannya menjadi sekuel. Masih dipercayakan kepada James Wan, Chapter 2 pun jadilah.

Meneruskan kisah terakhir di Insidious, Elise Rainier (Lin Shaye), sang paranormal, tewas dengan bekas cekikan di lehernya usai menuntun Josh lambert (Patrick Wilson) dan Dalton Lambert (Ty Simpkins). Pelaku diduga adalah Josh, namun polisi tak bisa membuktikan. Sembari menunggu terbukanya segel yang dipasang polisi di rumahnya, Josh mengajak keluarganya tinggal di rumah ibunya, Lorraine Lambert (Barbara Hershey). Namun teror yang menghantui keluarga Lambert tetap tak berhenti.

29 December 2013

Odd Thomas (2013)



Saya pikir karya Stephen Sommers tidak ada yang benar-benar mendapat kritik yang sangat bagus. Tetapi untuk blockbuster, bolehlah The Mummy dan sekuelnya, the Mummy Returns, Van Helsing, dan G.I. Joe: The Rise of Cobra, mendongkrak nama Sommers. Setelah 4 tahun vakum di kursi sutradara, Sommers kembali. Namun kali ini film yang dibesutnya bukanlah film apa-apa. Film mystery thriller ini hanya berbujet USD 27 juta. Sommers mau membesutnya karena ia tertarik dengan naskah asli dari novel bikinan Dean Koontz berjudul sama ini, Odd Thomas. Saking antusiasnya, Sommers juga duduk sebagai produser.

Odd Thomas (Anton Yelchin) adalah anak yang berbeda dan dianggap aneh (seaneh namanya) di Kota Pico Mundo, California. Thomas dikaruniai bakat untuk melihat makhluk halus. Dan makhluk halus (arwah penasaran) itu sering meminta bantuan Thomas untuk menyelesaikan kasus kematiannya. Dengan bakatnya itu, Thomas seringkali dimintai bantuan polisi untuk mengungkap sebuah kasus. Kepala polisi Pico Mundo Chief Wyatt Porter (Willem Dafoe) sangat berterima kasih dan berteman baik dengan Thomas.

27 December 2013

Cloverfield (2008)

Some thing has found us

Sebelum ada Cloverfield, genre mockumentary didominasi oleh tema horor. So, sebelum rencana Cloverfield keluar, banyak yang berharap lebih pada found footage ini. Eh, tapi gak banyak yang tahu juga ding jika Cloverfield bakal dibikin menjadi mockumentary. Cloverfield menjadi beda saat itu karena diproduseri oleh JJ Abrams. Jika Abrams yang disebut, maka tema yang diusung pun bakalan tak jauh dari Scifi. Nah, Cloverfield mengusung tema itu, sebuah tema yang sangat baru dan menyegarkan saat itu.

Sebuah pesta kejutan diperuntukkan bagi Robert 'Rob' Hawkins (Michael Stahl-David) sebelum dia ditugaskan ke Jepang. Pesta itu digagas adik Rob, Jason Hawkins (Mike Vogel) dan kekasihnya, Lily Ford (Jessica Lucas). Hudson 'Hud' Platt (TJ Miller) kebagian tugas mendokumentasikan ucapan selamat tinggal bagi Rob. Jadilah dia berkeliling meminta ucapan selamat tinggal dan sukses dari teman-temannya. Hud mau ditugaskan seperti itu karena perempuan yang ditaksirnya, Marlena Diamond (Lizzy Caplan) hadir di pesta itu.